Rabu, 21 April 2021

Unsur Pembangun Drama (S.W. Rochmah_SMANTID)

 Unsur Pembangun Drama

a.    a. Tema

Tema merupakan gagasan pokok atau ide yang mendasari pembuatan sebuah drama. Tema yang biasa diangkat dalam drama adalah masalah percintaan, kritik sosial, kemiskim kesenjangan sosial, penindasan, ketuhanan, keluarga yang retak, patriotisme, perikemanusia dan renungan hidup. Tema yang dipilih akan dikembangkan melalui alur dramatik dalam plot. Umumnya tema dalam drama dapat ditemukan dalam dialog-dialog yang diucapkan tokoh.

b.    b. Latar atau Setting

Latar disebut juga setting atau tempat kejadian cerita. Latar dalam sebuah drama umumnya meliputi tiga dimensi.

1) Latar tempat adalah tempat terjadinya cerita dalam drama. Latar tempat tidak dag berdiri sendiri. Latar tempat berhubungan dengan latar ruang dan waktu. Latar temp disajikan dengan penataan properti dan artistik panggung

2) Latar waktu adalah waktu/zaman/periode sejarah terjadinya cerita dalam drama. Latar

waktu dapat terjadi pada waktu pagi, siang, sore, atau malam. Latar waktu dapat dibuat

dengan permainan lampu yang menyorot panggung.

3) Latar suasana adalah suasana yang mendukung terjadinya cerita. Latar suasana dala drama dapat didukung dengan tata suara atau tata lampu saat pementasan drama. Sebag contoh, suasana sedih dapat diiringi lantunan biola dengan nada pelan dan tempo lambat.

 

c.    c. Dialog

Ciri khas naskah drama berbentuk percakapan atau dialog. Dialog inilah yang akan diucapkan pemeran atau aktor di atas panggung. Beberapa unsur yang berkaitan dengan diale dalam naskah drama sebagai berikut.

1) Dialog menggunakan kosakata sehari-hari yang biasa digunakan dalam percakapan lisan

2) Dialog menggunakan ragam bahasa lisan yang komunikatif, bukan ragam bahasa tulis.

 

3) Dialog menggunakan pilihan kata yang berhubungan dengan konflik dan plot dalam lakon drama.

4) Dialog menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami.

5) Dialog mewakili watak dan karakter tokoh yang dibawakan.

 Dalam pementasan drama, percakapan atau dialog harus memenuhi dua tuntutan sebagai berikut.

1) Dialog harus mampu menunjang gerak laku tokohnya. Dialog harus dipergunakan untuk mencerminkan peristiwa yang telah terjadi sebelum cerita itu, sesuatu yang telah terjadi di luar panggung selama cerita itu berlangsung, mengungkapkan pikiran, serta perasaan perasaan para pemeran yang turut berperan di atas pentas.

2) Dialog yang diucapkan di atas pentas lebih tajam dan tertib daripada ujaran sehari-hari. Tidak ada kata yang harus terbuang begitu saja. Para tokoh harus berbicara jelas dan tepat sasaran. Dialog itu disampaikan secara wajar dan alamiah.

 

d.    d. Konflik

Konflik adalah pertentangan antarmasalah dalam drama. Konflik dibedakan menjadi dua yaitu konflik internal dan konflik eksternal. Konflik internal adalah konflik yang terjadi antara tokoh dengan dirinya sendiri. Sementara itu, konflik eksternal adalah konflik yang terjadi antara tokoh dengan sesuatu di luar dirinya. Konflik dalam drama dikembangkan dalam bentuk dialog atau percakapan antartokoh.

 

e.    e. Alur

Alur cerita adalah tahapan cerita dalam drama Alur cerita dalam drama diurutkan sebagai

Berikut

1) Pengenalan di awal cerita (orientasi, eksposisi)

Dalam tahap ini pembaca diperkenalkan tokoh-tokoh drama beserta perwatakan masing-masing Pembaca mulai mendapatkan gambaran tentang lakon yang dibaca atau disaksikan pada tahap ini.

 

2) Pertikaian awal (komplikasi)

Dalam tahap ini permasalahan yang diceritakandalam drama mulai muncul. Akan tetapi, masalah tersebut belum mencapai puncak atau klimaks. Masalah-masalah tersebut menyasar pada setiap tokoh, baik protagonis maupun antagonis.

3)Klimaks atau titik puncak cerita

Klimaks dimulai dari konflik-konflik yang muncul. Konflik- konflik tersebut semakin berkembang. Pada akhirnya semua konflik akan bertemu dan memuncak. Saat itulah klimaks cerita terjadi.

4) Peleraian (resolusi)

Dalam tahap ini konflik yang memuncak sudah mereda atau menurun. Tokoh tokoh yang memanaskan situasi telah menemukan jalan keluar masalah yang dihadapi Akan tetapi, drama belum berakhir pada tahap ini. Permasalahan yang mereda belum menemukan titik terang atau kejelasan.

5)Penyelesaian  (Koda, denouement)

Pada umumnya, drama-drama modern akan berhenti pada klimaks atau resolusi Denouement atau keputusan akhir umumnya digunakan dalam drama-drama tradisional Dalam tahap denouement ini terdapat ulasan penguat terhadap keseluruhan kisah lakon

tersebut.

 f. Penokohan

Penokohan merupakan penggambaran watak dari tokoh yang tergambar dari sikap, perilaku, ucapan, pikiran, dan pandangan tokoh tersebut dalam setiap situasi yang dihadapi dalam drama. Berdasarkan pengungkapan watak tokohnya, penokohan terdapat dua metode, yaitu sebagai berikut.

1) Metode analitik, yaitu diungkapkan secara langsung melalui narasi yang disampaikan oleh narator.

2) Metode dramatik, yaitu diungkapkan melalui tingkah laku, ucapan, perasaan, serta penampilan fisik tokoh.

 Berdasarkan perannya, tokoh dalam suatu drama dapat dibedakan menjadi tiga tokoh, yaitu sebagai berikut.

1) Protagonis: tokoh yang memiliki watak baik atau berperan sebagai orang baik.

2) Antagonis: tokoh yang memiliki watak yang tidak disukai penonton misalnya karena tercela atau berperan sebagai orang jahat.

3) Tritagonis: tokoh pembantu yang menjadi pendukung tokoh protagonis, namun di sisi lain terkadang menjadi pendukung tokoh antagonis.

 

Jika dilihat dari kedudukan tokoh dalam cerita atau drama, tokoh dibedakan menjadi tokoh utama (sentral) serta tokoh bawahan (sampingan). Tokoh utama merupakan tokoh yang memiliki jalannya cerita, atau dalam kata lain jalannya cerita dalam drama tersebut berpusat pada sekitar tokoh utama. Adapun tokoh sampingan merupakan tokoh yang muncul dalam cerita yang masih memiliki hubungan dengan tokoh utama, serta bukan sorotan utama jalannya cerita.

f.     g. Amanat

Amanat merupakan pesan yang disampaikan oleh pengarang kepada pembaca melalui karyanya. Pesan dalam drama dapat ditemukan melalui peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam naskah drama. Amanat yang ditemukan oleh pembaca atau penonton drama dapat berbeda beda, tergantung dari apresiasi penonton atau pembaca. Amanat bersifat kias, subjektif, dan umum. Amanat dalam drama selalu berhubungan dengan tema drama. Amanat yang ditemukan dapat lebih dari satu.


(Dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar: