Minggu, 22 November 2020

Ciri Cerpen (S.W. Rochmah_SMANTID)

 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cerpen adalah sastra kisahan pendek atau kurang dari 10 ribu kata yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi atau pada suatu ketika.
Ciri cerpen:
  1. Memiliki jumlah kata maksimal 10.000.
  2. Memiliki proporsi penulisan yang lebih singkat dibandingkan dengan novel.
  3. Kebanyakan mempunyai isi cerita yang menggambarkan kehidupan sehari-hari.
  4. Tidak mencerminkan semua kisah tokohnya, karena dalam cerpen yang dikisahkan hanyalah intinya saja.
  5. Tokoh yang diceritakan dalam cerpen mengalami sebuah konflik sampai pada tahap penyelesaiannya.
  6. Pemilihan katanya sederhana sehingga  pembaca mudah memahaminya.
  7. Bersifat fiktif.
  8. Menceritakan satu kejadian saja dan  beralur cerita tunggal.
  9. Tidak membutuhkan waktu lama dalam waktu lama.
  10. Memberikan pesan dan kesan yang sangat mendalam sehingga pembaca akan ikut merasakan kesan dari cerita tersebut.

Minggu, 11 Oktober 2020

Teks Editorial (S.W.Rochmah_SMANTID)

Teks Editorial

Pengertian Teks Editorial

Menurut  KBBI, editorial memiliki dua arti. Pertama, editorial memiliki arti mengenai atau berhubungan dengan editor atau pengeditan. Kedua, editorial berarti artikel dalam surat kabar atau majalah yang mengungkapkan pendirian editor atau pimpinan surat kabar (majalah) tersebut mengenai beberapa pokok masalah; tajuk rencana.

Teks editorial adalah sebuah artikel dalam surat kabar yang merupakan pendapat atau pandangan redaksi terhadap suatu peristiwa yang aktual atau sedang menjadi perbincangan hangat pada saat surat kabar itu diterbitkan. Isu atau masalah aktual itu dapat berupa masalah politik, sosial, maupun masalah ekonomi yang berkaitan dengan politik. Contoh isu yang diangkat misalnya tentang kenaikan bbm, reshuffle kabinet, kebijakan impor dll. Teks editorial biasanya akan muncul secara rutin di koran atau majalah.

Teks editorial merupakan opini atau pendapat yang ditulis oleh redaksi sebuah media terhadap isu aktual di masyarakat. Opini yang diulis oleh redaksi tersebut dianggap sebagai pandangan resmi suatu penerbit atau media terhadap suatu isu aktual.

Meskipun teks editorial adalah opini atau pendapat, namun dalam penulisannya tidak bisa sembarangan. Penulisan pendapat atau opini harus dilengkapi dengan fakta, bukti dan argumentasi yang logis.

Tujuan Teks Editorial

Tujuan utama teks editorial:

  1. Teks editorial bertujuan mengajak pembaca untuk ikut berpikir tentang isu aktual yang sedang hangat dibicarakan atau sedang terjadi di kehidupan sekitar.
  2. Teks editorial bertujuan untuk memberikan opini atau pandangan redaksi kepada pembaca terhadap isu yang sedang berkembang.

Manfaat Teks Editorial

  1. Memberikan informasi kepada pembaca
  2. Bermanfaat untuk merangsang pemikiran pembaca
  3. Teks editorial terkadang mampu menggerakkan pembaca untuk bertindak.

Fungsi Teks Editorial

Teks editorial memiliki beberapa fungsi diantaranya, sebagai berikut:

  1. Fungsi tajuk rencana umumnya menjelaskan berita dan akibatnya pada masyarakat.
  2. Memberi latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan sosial dan faktor yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh.
  3. Terkadang ada analisis kondisi yang berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan yang bisa terjadi.
  4. Meneruskan penilaian moral mengenai berita tersebut.

Struktur Teks Editorial

Terdapat 3 struktur yang menyusun teks editorial/opini, yaitu:

  1. Pernyataan pendapat (tesis), bagian yang berisi sudut pandang penulis tentang masalah yang dibahas, biasanya berisi sebuah teori yang akan diperkuat oleh argumen.
  2. Argumentasi, merupakan alasan atau bukti yang digunakan guna memperkuat pernyataan dalam tesis. Argumentasi yang diberikan dapat berupa pertanyaan umum/data hasil penelitian, pernyataan para ahli, maupun fakta-fakta berdasarkan referensi yang bisa dipercaya.
  3. Pernyataan/Penegasan ulang pendapat (Reiteration), merupakan bagian yang berisi penegasan ulang pendapat yang didukung oleh fakta di bagian argumentasi guna memperkuat/menegaskan. Penegasan ulang berada di bagian akhir teks.

 Ciri Teks Editorial

  1. Dalam teks editorial terdapat pendirian redaksi terhadap masalah yang aktual di berbagai bidang, seperti bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya, dan pandangan redaksi yang berkaitan dengan nilai moral.
  2. Di dalam teks editorial tidak dicantumkan nama penulisnya. Hal itu dikarenakan, editorial merupakan pandangan redaksi bukan pandangan penulis secara individu terhadap isu-isu yang diangkatnya. Atas hal itu, dalam teks editorial tidak ada kata “saya” sebagai kata ganti orang pertama untuk penulisnya.
  3. Isi dari teks editorial berupa analisis, persepsi, dan konklusi dari redaksi terhadap permasalahan yang sedang terjadi, pentingnya masalah, opini redaksi terhadap masalah, kritik dan saran atas permasalahan, dan harapan redaksi atas peran serta pembaca.
  4. Ada bagian yang menguraikan fakta dan ada pula bagian yang merupakan opini. Baik fakta dan opini di dalam teks redaksional disusun secara sistematis, logis, dan menarik serta bertujuan membentuk opini publik.
  5. Opini yang ditulis dalam teks editorial diasumsikan mewakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap resmi media yang bersangkutan.
  6. Terkadang, dalam teks editorial atau tajuk rencana terdapat ramalan atau prediksi atau analisis kondisi yang berfungsi mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi serta meneruskan penilaian moral mengenai berita tersebut.
  7. Fokus pada hal umum “generic” bukan partisipan manusia (nonhuman participants) misalnya gempa bumi, banjir, hujan dan udara.
  8. Dimungkinkan menggunakan istilah ilmiah.
  9. Lebih banyak menggunakan kata kerja material dan relasional “kata kerja aktif”.
  10. Menggunakan konjungsi waktu dan kausul misalnya jika, bila, sehingga, sebelum, pertama dan kemudian.
  11. Menggunakan kalimat pasif.
  12. Eksplanasi ditulis untuk membuat justifikasi bahwa sesuatu yang diterangkan secara kausal itu benar adanya.

 Kaidah Kebahasaan Teks Editorial

Kaidah kebahasaan yang digunakan dalam tek editorial tidak berbeda jauh dengan teks prosedur kompleks yaitu menggunakan verba material.

  1. Adverbia, bertujuan agar pembaca meyakini teks yang dibahas dengan menggunakan kata keterangan seperti selalu, sering, biasanya, kadang-kadang, jarang dan lain sebagainya.
  2. Konjungsi yaitu kata penghubung pada teks, seperti bahkan dan lain sebagainya.
  3. Verba material yaitu verba yang menunjukan perbuatan fisik atau peristiwa.
  4. Verba relasional yaitu verba yang menunjukan hubungan intensitas.
  5. Verba mental yaitu verba misalnya khawatir, mengerti, memahami.

Jenis jenis Teks Editorial

  1. Interpretaive editorial, editorial ini bertujuan untuk menjelaskan isu dengan menyajikan fakta dan figur untuk memberikan pengetahuan.
  2. Controversial editorial, editorial bertujuan untuk meyakinkan pembaca pada keinginan atau menumbuhkan kepercayaan pembaca terhadap suatu isu. Dalam editorial ini biasanya pendapat yang berlawanan akan digambarkan lebih buruk.
  3. Explantory editorial, editorial ini menyajikan masalah atau suatu isu agar dinilai oleh pembaca. Biasanya teks editorial ini bertujuan untuk mengeidentifikasi suatu masalah dan membuka mata masayarakat untuk memperhatikan suatu isu.

(Dari berbagai sumber)


Selasa, 15 September 2020

Teks Eksplanasi (S.W. Rochmah _ SMANTID)

 

Teks Eksplanasi

 

1.      Pengertian

Teks eksplanasi merupakan sebuah karangan yang berisi penjelasan lengkap mengenai suatu objek/topik yang berhubungan dengan berbagai fenomena,baik fenomena alam maupun sosial yang benar-benar terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

 

2.      Tujuan

Tujuan teks  eksplanasi adalah:

  1. menjelaskan fenomena yang terjadi
  2. menjelaskan sebab-akibat suatu peristiwa
  3. memberikan informasi yang jelas kepada pembaca agar mudah memahami atau mengerti tentang suatu peristiwa yang terjadi,dengan begitu pembaca akan lebih mudah mengetahui latar belakang terjadinya suatu fenomena  secara jelas dan logis.

 

3.      Ciri Ciri Teks Eksplanasi

Ciri teks eksplanasi adalah:

  1. Strukturnya terdiri dari penyataan umum, urutan sebab akibat, dan interpretasi.
  2. Informasi yang dimuat berdasarkan fakta (faktual).
  3. Faktual tersebut memuat informasi yang bersifat ilmiah/keilmuan, contohnya sains.
  4. Sifatnya informatif dan tidak berusaha untuk mempengaruhi pembaca untuk percaya terhadap hal yang dibahas.
  5. Memiliki / menggunakan kata berurutan, seperti pertama, ke dua, ke tiga, dan sebagainya. Bisa juga menggunakan: pertama, berikutnya, terakhir.

 

4.      Struktur Teks Eksplanasi

Struktur teks eksplanasi sebagai berikut:

  1. Pernyataan umum: berisi pernyataan umum mengenai topik yang akan dijelaskan proses proses terjadinya/proses keberadaan berupa gambaran umum mengenai apa, mengapa fenomena atau kejadian tersebut terjadi.
  2. Urutan sebab akibat: berisi mengenai detail penjelasan proses terjadinya yang disajikan secara urut atau bertahap dari yang paling awal hingga yang paling akhir. Pernyataan umum adalah bagian yang menyampaikan topik permasalahan yang menjadi pembahasan.
  3. Interpretasi: berisi tentang kesimpulan mengenai topik yang telah dijelaskan. Oleh karena itu, bagian ini biasanya ditulis dengan lebih singkat.

 

1.      Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi

Di dalam teks eksplanasi biasanya mengandung ciri kaidah kebahasaan berikut:

  1. Fokus pada hal umum (generic), bukan partisipan manusia (nonhuman participants). Contoh: tsunami, banjir, gempa bumi, hujan, dan udara.
  2. Dimungkinkan menggunakan istilah ilmiah.
  3. Lebih banyak menggunakan verba material dan verba relasional.
  4. Menggunakan konjungsi waktu dan kausal. Contohnya penggunaan: sehingga, sebelum, pertama, jika, bila,  dan kemudian.
  5. Menggunakan kalimat pasif.
  6. Eksplanasi ditulis untuk membuat justifikasi bahwa sesuatu yang diterangkan secara kausal itu benar adanya.
  7. Merujuk pada jenis fenomena yang dijelaskan
  8. Kata ganti yang digunakan berupa kata benda dan bukan kata ganti orang
  9. Banyak terdapat kata kerja pasif (misal: terlihat,terbagi,terakhir,dll)
  10. Banyak menggunakan kata teknis atau perististilahan sesuai dengan topik yang di bahas.

 

2.      Manfaat Teks Eksplanasi  

  1. Membaca teks eksplanasi akan menambah ilmu bagi pembaca serta mewujudkan generasi muda yang cerdas secara intelektual.
  2. Menambah wawasan kepada pembaca tentang proses terjadinya suatu fenomena yang terjadi di lingkungan alam maupun di lingkungan sosial
  3. Menambah wawasan kepada para pembaca tentang hal-hal yang bersifat ilmiah.

 

 

(Dari berbagai sumber)

Minggu, 06 September 2020

Peribahasa (S.W. Rochmah)

Peribahasa, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu (dalam peribahasa termasuk juga bidal, ungkapan, perumpamaan).

Peribahasa diartikan sebagai sebuah ungkapan yang terdiri dari beberapa kata dengan maksud untuk menyatakan keadaan seseorang. Terkadang, peribahasa juga digunakan untuk menyindir seseorang. Penggunaan peribahasa menjadikan pengungkapan maksud seseorang menjadi lebih sopan. Hal ini karena susunan kata peribahasa adalah kata-kata yang tersusun secara indah dan teratur. Dalam masyarakat, peribahasa diturunkan turun temurun.

Terdapat beberapa jenis peribahasa dalam Bahasa Indonesia.

Peribahasa dibagi menjadi:

1.      pepatah,

2.      ungkapan,

3.      bidal/pameo,

4.      perumpamaan,

5.      tamsil/ibarat,

6.      dan semboyan.

 

1.    Pepatah

Pepatah merupakan salah satu jenis peribahasa yang berisikan nasihat. Nasihat atau ajaran dalam pepatah biasanya berasal dari orang-orang terdahulu.

Contoh:

No.

Pepatah

Makna

1.

Sehari selembar benang, lama-lama jadi kain

Bekerja dan berusaha sedikit demi sedikit, maka dari waktu ke waktu pasti berhasil juga

2.

Air tenang menghanyutkan

Orang pendiam yang ternyata berilmu banyak

3.

Bagai bumi dan langit

Dua hal yang sangat berbeda

4.

Berjalan pelihara kaki, berkata pelihara lidah

Harus selalu berhati-hati dalam melakukan setiap perbuatan

5.

Di mana ada kemauan, di situ ada jalan

Akan selalu ada jalan bagi orang yang mau berusaha sungguh-sungguh untuk mencapai cita-cita

 

2.    Ungkapan

Ungkapan sering juga disebut dengan idiom. Ciri khas dari ungkapan adalah makna konotasi dari unsur kata-kata pembentuknya. Dengan kata lain, ungkapan merupakan gabungan kata yang mempunyai makna yang bukan sebenarnya. Ungkapan seringkali digunakan untuk menyampaikan maksud kepada seseorang, dapat berupa sindiran, pujian, atau istilah pengganti agar terdengar lebih sopan. Contoh:

No.

Ungkapan

Kalimat

1.

lintah darat = rentenir

Meminjam uang kepada lintah darat justru menambah masalah, bukannya menghilangkan masalah.

2.

kecil hati = minder

Rani dikenal oleh teman-temannya sebagai seorang anak yang kecil hati.

3.

tikus kantor = koruptor

Dari tahun ke tahun, KPK semakin berhasil menjerat para tikus kantor.

4.

otak encer = pandai

Si otak encer selalu saja dikelilingi oleh teman-temannya untuk dimintai bantuan.

5.

tulang berbalut kulit = kurus

Penyakit kanker lambat laun membuat badannya hanya tinggal tulang berbalut kulit.

 

3.    Bidal/Pameo

Bidal sebenarnya termasuk dalam jenis puisi lama. Akan tetapi karena bentuknya adalah peribahasa maka dapat juga dikategorikan dalam salah satu jenis peribahasa. Perbedaan bidal dengan jenis peribahasa lainnya adalah adanya rima dan irama, hal ini tidak terlepas bidal sebagai salah satu jenis puisi. Secara khusus, bidal yang berupa pameo identik dengan ucapannya yang diulang-ulang dan sering digunakan sebagai semboyan atau pembangkit semangat. Contoh:

1.      Ada budi ada talas. Ada budi ada balas.

2.      Ikan sepat ikan gabus. Makin cepat makin bagus.

3.      Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.

4.      Sekali merdeka, tetap merdeka.

 

4.    Perumpamaan

Jenis peribahasa selanjutnya adalah peribahasa perumpamaan. Peribahasa perumpamaan adalah sebuah kalimat yang mengungkapkan suatu kondisi tertentu. Ciri khas dari peribahasa perumpamaan adalah penggunaan kata seperti, bak, bagai, bagaikan.

Contoh:

1.      Bagai air di atas daun talas. (makna: orang yang tidak mempunyai pendirian, atau bingung.)

2.      Menepuk air di dulang terpercik muka sendiri. (makna: orang yang tidak menjaga rahasia keluarga sendiri akan mendapat malu sendiri)

3.      Sambil menyelam minum air. (makna: orang yang mengerjakan lebih dari satu pekerjaan dalam satu waktu)

4.      Menggantang asap mengukir langit. (makna: pekerjaan yang tiada guna)

5.      Buah manis berulat di dalamnya. (makna: kata-kata manis akan tetapi jahat hatinya)

 

5.    Tamsil/Ibarat

Tamsil/ibarat adalah jenis peribahasa yang ditujukan untuk menunjukkan perbandingan tentang suatu hal.

Contoh:

1.      Ibarat bunga, segar dipakai layu dibuang. (makna: seseorang ketika masih sehat disayang, ketika sakit ditinggalkan)

2.      Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi. (makna: orang yang bertambah usianya, kelakuannya makin seperti anak muda)

3.      Sakit sama mengaduh, luka sama mengeluh. (makna: sepaham dalam setiap keadaan)

4.      Menang jadi arang, kalah jadi abu. (makna: kondisi menang atau kalah sama-sama menderita)

5.      Ada uang abang disayang, tak ada uang abang melayang. (makna: hanya mau di saat senang dan tidak mau di saat susah)

6.      Jauh di mata dekat di hati. (makna: tetap merasa berdekatan walaupun berjauhan)

7.      Malang tidak dapat ditolak, mujur tidak dapat diraih. (makna: manusia tidak dapat menentukan apa yang akan terjadi)

8.      Karena nila setitik, rusak susu sebelanga. (makna: karena kesalahan kecil, semua kebaikan yang telah dilakukan hilang)

9.      Tong penuh tidak berguncang, tong setengah berguncang. (makna: orang berilmu akan menjaga omongan, sedangkan orang bodoh banyak omong)

10.   Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tidak jadi. (makna: hendaknya menuntut ilmu dengan sepenuh hati agar mendapat hasil yang baik)

 

6.    Semboyan

Semboyan digunakan untuk pedoman, baik oleh individu atau kelompok tertentu. Contoh:

1.      Rajin pangkal pandai.

2.      Hemat pangkal kaya

3.      Kebersihan sebagian dari iman

4.      Tiada kata terlambat untuk belajar.

5.      Habis gelap terbitlah terang.