Selasa, 31 Oktober 2017

📀 KOIN PENYOK 📀

Seorang lelaki berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa.
Kondisi keuangan morat-marit.
Saat menyusuri jalanan sepi, kakinya terantuk sesuatu.

Ia membungkuk dan menggerutu kecewa.

"Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok".😣

Meskipun begitu ia membawa koin itu ke bank.

"Sebaiknya koin ini dibawa ke kolektor uang kuno",
kata teller itu memberi saran.

Lelaki itu membawa koinnya ke kolektor. Beruntung sekali, koinnya dihargai Rp.500 ribu.

Lelaki itu begitu senang.

Saat lewat toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu obral. Dia pun membeli kayu seharga Rp. 500 ribu untuk membuat rak buat istrinya.
Dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang.

Di tengah perjalanan dia melewati tempat pengerajin mebel.
Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu bermutu yang dipanggul lelaki itu.
Dia menawarkan lemari Rp. 2 juta untuk menukar kayu itu.
Setelah setuju, dia meminjam gerobak untuk membawa pulang lemari itu.

Dalam perjalanan lelaki tersebut melewati perumahan.
Seorang wanita melihat lemari yang indah itu dan menawarnya Rp. 10 juta. Dia ragu-ragu.
Si wanita pun menaikkan tawarannya menjadi Rp. 15 juta. Lelaki itupun setuju.

Saat sampai di pintu desa, dia ingin memastikan uangnya.
Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai Rp. 15 juta.

Tiba-tiba seorang perampok datang, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur.
Istrinya kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya dan bertanya,

"Apa yang terjadi?"
"Engkau baik-baik saja kan? Apa yang diambil perampok tadi?"

Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata,
"Oh bukan apa-apa.
Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi".

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Bila kita sadar, kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan 😊?

Sebaliknya, sepatutnya kita bersyukur atas segala yang telah kita miliki, karena ketika datang & pergi kita tidak membawa apa-apa.

Menderita karena melekat. Bahagia karena melepas.

Karena demikianlah hakikat sejatinya kehidupan, apa yang sebenarnya yang kita punya dalam hidup ini?

Tidak ada, karena bahkan napas saja bukan kepunyaan kita dan tidak bisa kita genggam selamanya.

Hidup itu perubahan dan pasti akan berubah.

Saat kehilangan sesuatu, kembalilah ingat bahwa sesungguhnya kita tidak punya apa-apa.

Jadi"kehilangan" itu tidaklah nyata dan tidak akan pernah menyakitkan.

Kehilangan hanya sebuah tipuan pikiran yang penuh dengan ke"aku"an.

Ke"aku"an itulah yang membuat kita menderita.

Rumahku, hartaku, istriku, suamiku, anakku.
Lahir tidak membawa apa-apa, meninggal pun sendiri, tidak bawa apa-apa dan tidak ngajak siapa-siapa.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Sesungguhnya semua milik Allah Sang Pencipta dan sesungguhnya semua akan kembali kepada Allah Sang Pencipta......

(copast dari grup What)

Kamis, 26 Oktober 2017

Ku Tunggu Kau di Ujung Pintu

Ku tunggu kau di ujung  pintu
dengan balutan warna pelangi berpadu
yang ku taruh di atas tiaraku


kau datang membawa warna abu-abu
yang kau taruh di telapak tanganmu
kian membeku
ya... membeku
beku tanganmu dalam balutan warna abu-abu
bukan hitam.... bukan putih... bukan  pula biru
apalagi pelangi menyatu
seperti harapanku di ujung pintu


27 Oktober 2017.  13.40

Tunas Jiwa

Kucoba menepi
saat gejolak air deras mengalir 
menghanyutkan semua isi
dengan tak berperi

Kucoba menepi
saat lava panas deras memberangas
mengalir bersama debu panas
yang menghujam tak berkesudahan

Kubisa apa?
selain menepikan rasa
yang aku gantikan  dengan keindahan
senyum tawa ceria
untuk tunas-tunas jiwa
yang kan terbang meraih asa

Aku ada buat kalian


Jumat, 27 November 2017. 09.45

Semoga kalian menjadi anak soleh solihah, bahagia dunia akhirat, dan Allah senantiasa memudahkan semua urusan kalian. Amin YRA.


Diskusi

Diskusi





Diskusi

1. Pengertian diskusi:
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diskusi adalah  pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah.

Melalui diskusi, kita dilatih untuk berpikir kritis dan kreatif, berpikir secara logis dan sistematis serta menyampaikan gagasan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar secara lisan. Dengan berdiskusi kita dapat berlatih menggunakan pengetahuan dan gagasan-gagasan kita untuk menyampaikan pendapat, mempertahankan pandangan-pandangan, mengatakan setuju atau menolak pandangan orang lain dengan cara-cara yang baik. Melalui diskusi pula kita dilatih untuk menghargai orang lain walaupun kita berbeda pendapat atau pandangan. Selain itu, dalam diskusi  juga bisa berlatih memperkenalkan diri dan orang ini.

2. Pihak yang terlibat dalam diskusi adalah:
a.      Moderator, yaitu orang yang bertugas memimpin diskusi dan bertanggung jawab atas lancar tidaknya sebuah diskusi. Atau pemimpin sidang (rapat, diskusi) yang menjadi pengarah pada acara pembicaraan atau  pendiskusian masalah. Tugasnya adalah
1)    Merencanakan dan mempersiapkan dengan teliti topik yang akan dibahas.
2)    Membuka diskusi.
3)    Menyampaikan topik dan tujuan diskusi.
4)    Memperkenalkan penyaji, sekretaris, dan moerator.
5)    Mengendalikan dan mengatur jalannya diskusi.
6)    Menyimpulkan hasil diskusi, mengucapkan kepada hadirin, dan memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam pelaksanaan diskusi.
7)    Menutup diskusi.
b.      Sekretaris, yaitu petugas yang mencatat jalannya diskusi dari awal hingga berakhirnya diskusi.
c.      Penyaji, yaitu orang yang bertugas menyampaikan materi diskusi secara sistematis, mudah dipahami, terbuka, objektif, dan tidak menyinggung perasaan dalam meninjau suatu permasalahan.
d.      Peserta, yaitu orang yang berperan aktif dalam dalam diskusi dengan memberikan saran, pendapat, atau sanggahan yang sesuai dengan tema diskusi.



3.  Memperkenalkan Diri dalam Diskusi

Dalam sebuah diskusi atau seminar, pasti terdapat sesi perkenalan yang biasanya dimulai tepat sebelum seorang pembicara mulai mempresentasikan makalahnya. Berikut ini sebuah contoh bagaimana memperkenalkan seorang pembicara pada saat seminar atau diskusi yang dilakukan oleh pembawa acara seminar.
Berikut ini adalah Bapak Sutardji Calzoum Bachri, beliau lahir di Rengat (Riau) pada tanggal 24 Juni 1941. Pendidikan terakhirnya Jurusan Administrasi Negara Fakultas Sosial dan Politik Universitas Padjadjaran (sampai tingkat doktoral). Beliau pernah mengikuti International Writing Program di Universitas Iowa, di Iowa City, AS pada tahun 1974-1975 dan Festival Penyair International di Rotterdam Belanda pada tahun 1975. Sejak 1979, beliau menjabat sebagai redaktur di majalah budaya Horison. Pada kesempatan seminar kali ini beliau akan mencoba membawa kita semua untuk berpikir tentang masa depan para pelaku komunikasi sehubungan dengan munculnya RUU tentang penyiaran yang konon kabarnya sedikit kontroversial.

Untuk memperkenalkan diri, Anda juga harus memperhatikan kedudukan Anda, atau sebagai apa Anda di dalam seminar tersebut. Jika Anda berperan sebagai peserta, akan sangat berbeda dengan seorang yang berperan sebagai moderator saat memperkenalkan diri dalam sebuah seminar.
Berikut ini adalah contoh perkenalan dari seorang moderator yang akan memimpin jalannya diskusi. ...

Selamat pagi Bapak Ibu sekalian. Perkenalkan nama saya Yogie, pada kesempatan kali ini saya akan memimpin seminar ini dari awal, pertengahan, hingga akhir. Tidak banyak yang dapat saya ceritakan tentang diri saya kecuali seperti yang telah diutarakan oleh pembawa acara di muka ....



Perhatikan contoh di bawah ini!
Penyalahgunaan Narkoba di Lingkungan Remaja


Moderator          : “Demikianlah pokok pikiran yang disampaikan pembicara melalui makalah yang berjudul “Penyalahgunaan Narkoba di Lingkungan Remaja”. Saudara-saudara, pada kesempatan ini saya membuka termin I untuk tiga orang penanya atau penanggap. Perkenalkanlah diri  terlebih dahulu sebelum mengungkapkan pendapat, silakan!”
Peserta               : “Nama saya Yoga Bagas. Saya sangat tertarik dengan uraian saudara pembicara. Namun, saya kurang sependapat dengan pernyataan Pembicara bahwa penyebab penyalahgunaan narkoba adalah faktor lingkungan pergaulan remaja saja. Menurut saya penyebab penyalahgunaan narkoba meliputi faktor  keluarga dan lingkungan, karena keluarga merupakan faktor pembentukan kepribadian anak.”
Moderator        : ”Terima kasih, penanggap kedua kami persilakan.”
Peserta               : ”Nama saya Annisa. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya. Saya sependapat dengan saudara Teguh. Kita tidak boleh memposisikan faktor lingkungan pergaulan remaja sebagai faktor tunggal penyebab penyalahgunaan narkoba dalam diri remaja. Meskipun faktor itu memang sangat berpengaruh. Namun apabila remaja ditanamkan nilai-nilai keutamaan, moral, etika, dan agama yang kuat terutama dalam lingkungan keluarga saja dan terus-menerus diberi teladan tingkah laku orang tuanya yang baik, maka ia akan menolak pengaruh lingkungan pergaulan yang negatif termasuk penyalahgunaan narkoba.”
Moderator          : ”Ya, terima kasih saudara Annisa. Selanjutnya, penanya ketiga kami persilakan.”
Peserta               :Nama saya Aulia. Saya hanya akan melengkapi pendapat saudara-saudara tadi. Menurut saya, yang terpenting bagaimana mengatasi masalah tersebut sehingga remaja tidak terjerumus dalam tindakan tersebut. Menurut saya, pertama-tama, keluarga harus memberikan teladan dan menanamkan nilai moral dan agama yang kuat, masyarakat ikut mengawasi dan bekerja sama dengan aparat kepolisian memberantas penyalahgunaan narkoba, dan pemerintah menerapkan hukuman yang berat kepada pengedar dan pengguna narkoba.”
Moderator          : ”Demikianlah saudara-saudara, termin I telah selesai. Selanjutnya, saya persilakan para panelis untuk menanggapi pernyataan atau pertanyaan dari para peserta tersebut. Silakan!”
................



Tugas
1. Bentuklah kelompok diskusi, tiap kelompok terdiri atas 4-8 siswa, kemudian ikuti dan kerjakan langkah-llangkah berikut!
a.   Pilihlah tema yang menarik, faktual dan  aktual kemudian buatlah makalahnya!
b.   Pilihlah salah seorang dalam kelompokmu untuk memimpin.
c.   Diskusikan malakah yang kalian buat!
d.   Setelah diskusi kelompok selesai  kemudian diskusikan di muka kelas. Kelompok yang lain memberikan tanggapan!
e.   Praktikkan cara memperkenalkan diri dan memberikan tanggapan yang baik dalam diskus
f.    Carilah materi diskusi lain yang aktual dan faktual sebagai bahan diskusi!



Rabu, 25 Oktober 2017

Ciri Adjektiva

  Ciri kata sifat (adjektiva):
1. Bisa diberi keterangan penguat
Amat, sangat, sekali
misalnya: amat canti, sangat cantik, cantik sekali
2.  Bisa diberi keterangan pembanding
Lebih, paling, kurang
Misalnya: lebih luas, kurang luas, luas sekali
3.  Dapat diperluas dengan
Se + Reduplikasi (diulang) + nya.
misal:
Biru => amat biru, paling biru, sebiru-birunya.
Baik => amat baik, paling baik, sebaik-baiknya


Selasa, 24 Oktober 2017

Banyak Orang Baik di Sekitarku

Aku rutin mengantar suami periksa atau terapi TMS di RSU.  Semua harus disyukuri. Banyak orang yang sakitnya jauh lebih parah daripada sumiku. Berjalan dengan teratih-tatih, memakai kursi roda, bahkan ada juga yang harus memakai bed dan didorong oleh perawat atau keluarganya. Sebuah pemandangan, yang akhirnya biasa kami lihat.

Di balik itu semua, setiap kami periksa, mengambil obat, atau terapi selalu saja ada yang berbaik hati mempermudah dan mempercepat urusan kami. Bukan  hanya mantan siswa-siswaku, teman, atau tetangga yang kebetulan banyak bekerja di sana. Dari orang yang belum kami kenal pun mereka membantu kami.

Tadi pagi pun demikian. Begitu  datang akan terapi, ada seorang ibu yang berusia sekitar 60 tahun, memberikan nomor antrean padaku. Alhamdulillah, kami yang harusnya mendapat nomor pendaftaran 75 diberi nomor  pendaftaran 45.

Dan seperti itu sering terjadi, baik antre terapi, periksa, maupun obat. Alhamdulillah. Barokallah.

Kemampuan Berbicara




Bekal Awal Berbicara

Ada tiga hal yang harus dipersiapkan sebelum orang berbicara, yaitu persiapan diri, persiapan materi, dan persiapan pendukung. Persiapan diri berkaitan dengan kondisi jasmani dan rohani pembicara, persiapan materi berkaitan dengan materi atau bahan pembicaraan yang akan disampaikan, dan persiapan pendukung mencakupi persiapan ilmu, persiapan vokal, dan persiapan bahasa.
Persiapan-persiapan tersebut akan menentukan berhasil-tidaknya seseorang dalam berbicara. Pembicara yang kurang persiapan tentu akan mengalami kegagalan dalam berbicara. Pembicara yang kurang persiapan materi, misalnya, akan (1) terlalu cepat mengakhiri pembicaraan, (2) penyapaian pembicaraan terputus-putus atau tidak runtut, dan (3) kalau terjadi dialog pembicara akan kewalahan menjawab pertanyaan.
Seorang ahli retorika, Natalie Rogersmengungkapkan bahwa kunci keberhasilan berbicara ada pada keyakinan diri dan pelatihan. Keyakinan diri menyangkut kemauan dan kesungguhan, sedangkan pelatihan menyangkut pengasahan keterampilan. Berkaitan dengan hal tersebut ada beberapa keahlian yang harus ditumbuhkan agar seseorang mampu tampil di depan publik secara baik. Keahlian yang dimaksud adalah sebagai berikut.
(1) Keahlian menutup diri
Keahlian ini menyangkut kemampuan menutup semua pikran atau rangsangan negatif yang datang dari pendengar. Dengan demikian seorang pembicara akan dapat secara mantap melanjutkan pembicaraannya.
(2) Keahlian berkonsentrasi
Keahlian ini menyangkut kemampuan mengendalikan semua pikiran, ingatan, dan imajinasi untuk memusatkan perhatian pada pembicaraan.
(3) Keahlian koordinasi
Keahlian ini menyangkut kemampuan bergerak dengan mudah dan menggunakan berbagai bentuk isyarat untuk menyatakan perasaan.
(4) Keahlian mengendalikan diri
Keahlian ini menyangkut kemampuan mengontrol gerakan-gerakan yang tidak terkendali, seperti menggerak-gerakkan tangan secara berlebihan, menganggukkan kepala, menggoyangkan badan, berpindah dari satu kaki ke kaki yang lain, atau mengontrol tubuh yang gemetar.
(5) Keahlian mengendalikan emosi
Keahlian ini menyangkut kemampuan mengendalikan dan mengurangi rasa cemas,

panik, dan takut.
(6) Keahlian mereaksi
Keahlian ini menyangkut kemampuan menanggapi pertanyaan, gangguan, selingan, dan kejadian-kejadian yang tidak direncanakan secara tenang dan nyaman.
(7) Keahlian menumbuhkan kehangatan
Keahlian ini menyangkut kemampuan bersikap cukup rileks, sehingga bisa menyisipkan sedikit humor, kepedulian, dan kesungguhan ke dalam pidato.
(8) Keahlian menumbuhkan kharisma
Keahlian ini menyangkut kemampuan memunculkan gambaran diri yang mantap dan terpuji.
(9) Keahlian berpikir spontan
Keahlian ini menyangkut kemampuan menghilangkan kebiasaan berpikir seperti mesin dan membiasakan diri untuk berpikir secara kreatif.
(10) Keahlian pemahaman tentang tubuh
Keahlian ini menyangkut kemampuan memahami penampilan fisik sehingga menjadi pusat perhatian pendengar.
(11) Keahlian untuk melawan
Keahlian ini menyangkut kemampuan untuk mengenali dan menolak dorongan untuk bersikap terburu-buru, menahan diri, dan mengendalikan kesadaran.
(12) Keahlian vokal
Keahlian ini menyangkut kemampuan bagaimana membuat pita suara tetap santai, sehingga suara yang keluar tetap mengalir tanpa gangguan.
(13) Keahlian berimajinasi
Keahlian ini menyangkut kemampuan membayangkan dan memvisualisasikan urutan kejadian saat dari cerita yang dikembangkan dan kemampuan untuk belajar berbicara tanpa terlalu bergantung kepada catatan.
Henry Guntur Tarigan menyebut ciri-ciri pembicara yang ideal adalah sebagai berikut.
(1) Mampu memilih topik yang tepat.
(2) Menguasai materi.
(3) Memahami latar belakang pendengar.
(4) Memahami situasi.
(5) Merumuskan tujuan yang jelas.

(6) Menjalin kontak dengan pendengar.
(7) Memiliki kemampuan linguistik.
(8) Menguasai pendengar.
(9) Memanfaatkan alat bantu.
(10) Meyakinkan dalam penampilan.
(11) Mempunyai rencana.

Majas atau Gaya Bahasa


-->
Macam-macam Majas

Dalam penggunaan bahasa, untuk berbagai keperluan, baik lisan
maupun tulisan, baik resmi maupun tidak resmi, kita sering menggunakan
atau menemukan penggunaan majas. Penggunaan majas
tersebut salah satunya untuk mengungkapkan suatu maksud.
Untuk mempermudah pemahaman Anda, di bawah ini akan
diuraikan macam-macam majas, sebagai berikut.
1. Litotes
Majas yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan
merendahkan diri. Sesuatu hal dinyatakan kurang dari keadaan sebenarnya
atau suatu pikiran dinyatakan dengan menyangkal lawan
katanya. Contoh:
a. Kedudukan saya ini tidak ada artinya sama sekali.
b. Apa yang kami hadiahkan ini sebenarnya tidak ada artinya
sama sekali bagimu.
2. Paradoks
Majas yang mengandung pertentangan nyata dengan fakta-fakta
yang ada. Paradoks dapat juga berarti semua hal yang menarik perhatian
karena kebenarannya. Contoh:
a. Ia mati kelaparan di tengah-tengah kekayaan yang
berlimpah-limpah.
b. Dina merasa kesepian di tengah-tengah keramaian kota.
3. Pleonasme
Majas ini mempergunakan kata-kata lebih banyak daripada yang
diperlukan. Contoh:
a. Saya telah mendengar hal itu dengan telinga saya sendiri.
b. Saya melihat kejadian itu dengan mata kepala saya
sendiri.
4. Elipsis
Majas ini berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang
dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca atau
pendengar, sehingga struktur gramatikal atau kalimatnya memenuhi
pola yang berlaku. Contoh:
Masihkah kau tidak percaya bahwa dari segi fisik engkau
tak apa-apa, badanmu sehat; tetapi psikis ... .
5. Metonimia
Majas ini mempergunakan sebuah kata untuk menyatakan suatu
hal lain, karena mempunyai pertalian yang sangat dekat. Contoh:
Pena lebih berbahaya dari pedang.
6. Persamaan atau simile
Majas ini mengandung perbandingan yang bersifat eksplisit. Yang
dimaksud dengan perbandingan yang bersifat eksplisit adalah langsung
menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Untuk itu, ia
memerlukan upaya yang secara eksplisit menunjukkan kesamaan
itu, yaitu kata-kata: seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana, dan
sebagainya. Contoh:
a. Kikirnya seperti kepiting batu.
b. Mukanya merah laksana kepiting rebus.
7. Metafora
Majas ini semacam analogi yang membandingkan dua hal secara
langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat: bunga bangsa, buaya
darat, buah hati, cindera mata, dan sebagainya. Makna sebuah
metafora dibatasi oleh sebuah konteks. Contoh:
Perahu itu menggergaji ombak.
8. Personifikasi
Majas kiasan yang menggambarkan benda-benda mati seolaholah
memiliki sifat-sifat kemanusiaan. Personifikasi (penginsanan)
merupakan suatu corak khusus dari metafora, yang mengiaskan
benda-benda mati bertindak, berbuat, berbicara seperti manusia.
Contoh:
a. Angin yang meraung di tengah malam yang gelap itu
menambah lagi ketakutan kami.
b. Kata-katanya tajam seperti mata pisau.
9. Ironi atau sindiran
Majas ini ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud
berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata-katanya.
Contoh:
a. Saya tahu Anda adalah seorang gadis yang paling cantik
di dunia ini yang perlu mendapat tempat terhormat!
b. Kamu datang sangat tepat waktu, sudah 5 mobil tujuan
kita melintas.
10. Sinisme
Sinisme adalah sindiran yang berbentuk kesangsian yang
mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati. Contoh:
Tidak diragukan lagi bahwa Andalah orangnya, sehingga
semua kebijaksanaan terdahulu harus dibatalkan seluruhnya!
11. Sarkasme
Majas ini lebih kasar dari ironi dan sinisme. Majas sarkasme
mengandung kepahitan dan celaan yang getir. Contoh:
a. Mulut harimau kau!
b. Lihat sang Raksasa itu! (maksudnya si Cebol)
12. Sinekdoke
Semacam bahasa figuratif yang mempergunakan sebagian dari
sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan (pars pro toto) atau
mempergunakan keseluruhan untuk menyatakan sebagian (totem
pro parte). Contoh:
a. Setiap kepala dikenakan sumbangan sebesar Rp 1.000,00
(pars pro toto).
b. Pertandingan sepak bola antara Indonesia melawan Malaysia
berakhir dengan kemenangan Indonesia (totem
pro parte).
1. Tulislah 5 pargaraf yang mengandung
majas! Masing-masing
paragraf mengandung 1 majas.
2. Jelaskan majas yang terdapat
dalam paragraf yang ditulis!
3. Bacakan di depan kelas agar ditanggapi
oleh kelompok lain!
4. Perbaiki paragraf, jika ada masukan
dari kelompok lain!
Dalam satu kalimat ada
kemungkinan mengandung
lebih dari satu majas.
13. Hiperbola
Majas yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan,
dengan membesar-besarkan sesuatu hal. Contoh:
a. Kemarahanku sudah menjadi-jadi hingga hampir
meledak kepalaku.
b. Sudilah tuan mampir di gubuk sederhana saya.
14. Eufimisme
Majas yang menyatakan sesuatu dengan ungkapan yang lebih
halus. Contoh:
a. Untuk menjaga kesetabilan ekonomi, pemerintah menetapkan
kebijakan penyesuaian harga BBM. (kenaikan
harga).
b. Untuk mengatasi masalah keuangan, perusahaan itu
merumahkan sebagian karyawannya. (mem-PHK).
15. Litotes
Majas yang menyatakan sesuatu lebih rendah dengan keadaan
sebenarnya. Contoh:
Apalah artinya saya ini, sedikit yang bisa saya sumbangkan
bagi generasi bangsaku.
16. Retoris
Majas ini berupa pertanyaan yang tidak menuntut suatu jawaban.
Contoh:
Bukankah kita ini bangsa yang beragam adat, suku, dan
budaya, mengapa hendak diseragamkan?