Minggu, 19 April 2020

Stay at Home (S.W. Rochmah_SMANTID)

Hari ini sudah memasuki minggu ke-6 kita melakukan work from home. Kerja dari rumah, belajar dari rumah, belanja pun juga dari rumah. Aku dan keluargaku hampir tidak pernah keluar rumah. Kami benar-benar mengisolasi diri di rumah. Keluar rumah hanya untuk keperluan mengantar suami ke rumah sakit. Seminggu rutin 2 atau 3 kali. Bila anak-anak di rumah karena libur, kami serumah mengantar ke rumah sakit. Tapi karena ada peraturan Social distancing  dan pasien hanya boleh diantar satu orang, maka cukup aku saja yang mengantar. Anak-anak tetap di rumah dengan kegiatan kuliah online dan tugas mereka.

Covid 19 memang mengubah semuanya. Membuat khawatir saat keluar rumah atau bertemu dengan orang lain. Tapi bagiku banyak juga sisi positif. Aku bisa  lebih intensif merawat suami, bisa tiap hari bertemu anak-anak yang biasanya mereka pulang di saat libur saja, aku bisa merawat tanaman, bisa membuat masakan yang variatif, dan sebagainya. Meski tak bisa kupungkiri juga, aku rindu keluar rumah, rindu mengajar, rindu celotehan para siswa, rindu bersama mereka, rindu belanja, rindu semua hal yang biasa aku lakukan. Namun di saat seperti ini, hal yang terbaik dilakukan adalah stay at home. Harapan semua orang adalah semoga darurat covid 19 segera berakhir. 


Kunikmati work from home bersama keluarga 💞💞💞

                                               20 April 2020, 06.40




Konjungsi (S.W.Rochmah_SMANTID)


Pengertian Konjungsi
 Konjungsi (kata penghubung) adalah kata tugas yang fungsinya menghubungkan antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf. Kata penghubung antarklausa biasanya terletak di tengah-tengah kalimat, sedangkan kata penghubung antarkalimat di awal kalimat (setelah tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru), adapun kata penghubung antar paragraf letaknya di awal paragraf.
 Fungsi konjungsi untuk menghubungkan :
  1. kata dengan kata.
  2. frasa dengan frasa.
  3. klausa dengan klausa.
  4. kalimat dengan kalimat.
  5. paragraf dengan pragraf (konjungsi antarparagraf dinamakan transisi)
 Contoh Konjungsi :
  1. Yoga sedang membaca dan Yogie sedang bermain rugby.
  2. Saya akan datang jika ayahku mengizinkan.
  3. Bagus yang mengajak Bagas atau Bagas yang mengajak bagus?
Konjungsi juga dapat menghubungkan 2 kata atau frasa. Konjungsi seperti dan serta atau, misalnya, bisa digunakan untuk membentuk frasa seperti :
  1. Oly dan Sari
  2. Sudah berlalu atau akan datang
 Konjungsi dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1.   1. Konjungsi intrakalimat
Kata penghubung intrakalimat (antar klausa) adalah kata yang menghubungkan klausa  induk dan klausa anak.
Dalam konjungsi intrakalimat (antar klausa) juga ada 2 jenis kata penghubung atau konjungsi, yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif. Konjungsi intrakalimat (antarklausa) adalah kata yang menghubungkan klausa induk dan klausa anak. Kata penghubung antarklausa biasanya terletak di tengah-tengah kalimat.
2.    Konjungsi antarkalimat adalah kata yang menghubungkan kalimat yang satu dengan lainnya.
    2. Konjungsi antarkalimat
Konjungsi antar kalimat adalah kata yang menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya. Dalam penggunaanya, konjungsi antar kalimat menyatakan makna yang berbeda-beda, diantaranya : oleh karena itu, sebelum itu, namun, akan tetapi, kecuali itu, dengan demikian, sesudah itu, selain itu, sebaliknya. Konjungsi antar kalimat di awal kalimat (setelah tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya). Berikut adalah contoh konjungsi antarkalimat.

Contoh Konjungsi
Makna
Biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu
Menyatakan kesediaan untuk melakukan sesuatu yang berbeda atau pun bertentangan dengan yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya
Kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya
Menyatakan kelanjutan dari peristiwa atau keadaan pada kalimat sebelumnya
Tambahan pula, lagi pula, selain itu
Menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar dari yang telah dinyatakan sebelumnya.
Sebaliknya
Mengacu ke kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya
Sesungguhnya, bahwasanya
Menyatakan keadaan yang sebenarnya.
Malah(-an), bahkan
Menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya
(akan) tetapi, namun, kecuali itu
Menyatakan keadaan pertentangan dengan keadaan sebelumnya
Dengan demikian
Menyatakan konsekuensi
Oleh karena itu, oleh sebab itu
Menyatakan akibat
Sebelum itu
Menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya



Macam Konjungsi

1.   
Konjungsi Koordinatif
      Konjungsi koordinatif yaitu kata penghubung yang menghubungkan dua klausa          atau lebih yang memiliki status sederajat.
   Konjungsi koordinatif meliputi:
a.    Konjungsi penggabungan atau penambahan yaitu dan, lagi
b.    Konjungsi pemilihan yaitu atau
c.    Konjungsi pertentangan yaitu tetapi, sedangkan, melainka.
Contoh kalimat dengan konjungsi koordinatif :
·         Kita harus tetap tinggal di rumah dan menjaga jarak dengan orang lain.
·         Aku yang datang ke rumahmu atau kamu yang datang ke rumahku?
·         Darurat korona diberlakukan, tetapi masih banyakorang yang berada di luar rumah.

2.    Konjungsi Subordinatif
Konjugsi Subordinatif, yaitu kata penghubung yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang tidak sama derajatnya, diantaranya : ketika, sejak, kalau, jika, supaya, biar, seperti, sehingga, setelah, andai, bagai, ibarat, karena. Berikut adalah jenis-jenis konjungsi subordinatif.

Contoh Konjungsi
Contoh
Konjungsi waktu
Sesudah, setelah, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika, tatkala, sementara, sambil, seraya, selagi, selama, sehingga, sampai
Konjungsi syarat
Jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala
Konjungsi pengandaian
Anadaikan, sekiranya, seandainya, seumpamanya
Konjungsi tujuan
Agar, biar, supaya
Konjungsi konsesif
Biarpun, meskipun, sekalipun walau(pun), sunguhpun, kendatipun
Konjungsi pemiripan
Atau pengandaian
Seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana
Konjungsi penyebaban
Sebab, karena, oleh karena
Konjungsi pengakibatan
Sehingga, sampai (-sampai), maka(-nya)
Konjungsi penjelasan
Bahwa
Konjungsi cara
Dengan


        Contoh kalimat dengan konjungsi subordinatif :
      • Dia lahir saat virus korona melanda.
      • Mereka akan belajar di kelas lagi jika darurat korona berakhir.
      • Kalian harus mengerjakan tugas online jika kalian tidak ingin tertinggal pelajaran.
3.    Konjungsi Korelatif.
Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang terdiri atas 2 kata, frasa, atau klausa; dan kedua unsur itu memiliki status sintaktis yang sama. Konjungsi korelatif terdiri atas 2 bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan.
Contoh:
baik … maupun …, (maupun) … tidak hanya …, tetapi (…) juga … demikian (rupa) … sehingga … apa(kah) … atau … jangankan …, … pun … Untuk lebih jelas, lanjut ke slide selanjutnya.
             


                                                                              (Dari berbagai sumber)

Teks Biografi (S.W. Rochmah_SMANTID)



 Teks Biografi adalah suatu tulisan yang mengulas mengenai kehidupan seseorang atau cerita hidup seseorang selama ia masih hidup. Biografi singkat hanya mengulas mengenai kenyataan-kenyataan yang terjadi didalam kehidupan seseorang dan fungsi pentingnya kepada lingkungan.
Biografi panjang melingkupi sebuah informasi yang memiliki sifat penting, namun diceritakan dengan lebih jelas dan lengkap dan juga diserat dengan gaya cerita yang baik dan juga menarik

Teks biografi adalah 
teks yang berisikan tentang cerita suatu tokoh dalam mengarungi kehidupannya, baik berupa masalahnya ataupun kelebihannya, yang ditulis oleh seseorang agar tokoh tersebut dapat diteladani orang banyak.
Selain biografi, terdapat pula teks autobiografi. Autobiografi merupakan suatu riwayat hidup yang ditulis sendiri oleh tokoh tersebut. Biografi dan autobiografi sangat berbeda. Perbedaan tersebut dapat ditinjau dari penulisnya, apakah riwayat tersebut ditulis sendiri atau ada orang lain yang menulisnya. 
Ciri-ciri Teks Biografi
  • Biografi dibuat berdasarkan informasi fakta serta disajikan dalam bentuk narasi
  • Faktualnya (fakta) didasarkan pada pengalaman hidup seseorang yang diceritakan dalam tokoh biografi tersebut
  • Pengalaman hidup seorang tokoh dalam menghadapi masalah-masalah yang dihadapinya sehingga dapat menjadi seseorang yang sukses sampai sekarang dapat dijadikan teladan bagi orang lain yang membacanya
  • Teks biografi harus membawa suatu informasi berlandaskan kenyataan pada tokoh yang sedang dikisahkan dalam bentuk narasi.
  • Teks biografi juga membawa sebuah kenyataan pengalaman hidup sebuah tokoh untuk menyelesaikan masalah-masalah hingga pada akhirnya berhasil, sehingga harus dijadikan sebagai teladan.
Struktur teks biografi:
1. Orientasi
Orientasi berisi pengenalan tokoh yang sedang dikisahkan atau sedang diceritakan dalam biografi tersebut.
2. Kejadian/Peristiwa dan Masalah
Pada bagian kejadian atau peristiwa ini ialah bagian-bagian atau aspek yang didalamnya berisikan mengenai suatu kejadian atau peristiwa yang dialami tokoh. seseorang. Termasuk mengenai masalah-masalah yang pernah ia hadapi dalam kehidupannya. Persoalan yang sangat menarik, mengagumkan, mengesankan, dan juga menyedihkan yang pernah didapati oleh seseorang tokoh yang dibahas atau diceritakan didalam bagian ini.
3. Reorientasi
Reorintasi ialah bagian penutup dalam biografi.

Kaidah Kebahasaan Teks Biografi
  • Menggunakan kata ganti orang ke tiga tunggal ia atau dia atau beliau
  • Banyak menggunakan kata kerja tindakan untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa atau perbuatan fisik yang dilakukan oleh tokoh
  • Banyak menggunakan kata kerja pasif untuk menjelaskan peristiwa yang dialami
  • Banyak menggunakan kata sifat untuk memberikan informasi secara rinci tentang sifat-sifat tokoh. Contoh: kata sifat untuk mendeskripsikan watak tokoh seperti genius, rajin, ulet.


                                            (Dari berbagai sumber)


Minggu, 12 April 2020

Pronomina atau Kata Ganti (S.W. Rochmah_SMANTID)


Kata ganti digunakan untuk mengganti kata benda (nomina) sehingga disebut pronomina dan mengacu pada nomina lain
Pronomina ada tiga macam, yaitu:
1.   Pronomina persona
2.   Pronomina penunjuk
3.   Pronomina penanya

1.   Pronomina persona adalah pronomina yang mengacu kepada orang
a.   Persona pertama tunggal: aku, saya, daku, -ku
b.   Persona pertama jamak: kami, kita
c.   Persona kedua tunggal: kau, engkau, anda, kamu, -mu, dikau
d.   Persona kedua jamak: kalian, anda sekalian, kamu sekalian
e.   Persona ketiga tunggal: ia, dia, beliau, -nya
f.     Persona ketiga jamak: mereka,

2.   Pronomina penunjuk dibagi menjadi dua macam:
a.         Pronomina penunjuk umum: ini, itu
b.         Pronomina penunjuk tempat: sini, sana, situ

3.   Pronomina penanya ada tiga macam:
a.       Pronomina yang menanyakan orang: siapa
b.       Pronomina yang menanyakan benda: apa, turunannya:
       mengapa,dengan apa
c.       Pronomina yang menanyakan pilihan: mana, turunannya: 
      di mana,  dari mana, bagaimana, ke mana, bilamana

Resensi Buku (S.W. Rochmah_SMANTID)




Resensi berasal dari bahasa Belanda resentie dan bahasa Latin recensio, recensere atau juga revidere yang artinya mengulas kembali. 
Resensi adalah suatu penilaian terhadap sebuah karya mengenai kelebihan dan kekurangannya. Karya yang dinilai dapat berupa buku dan karya seni film dan drama.

Manfaat Resensi
1. Bahan pertimbangan
Memberikan gambaran kepada para pembaca tentang suatu karya dan mempengaruhi mereka atas karya tersebut. Untuk itu pertimbangan menyajikan hal hal sebagai berikut: 
·         Keinginan pengarang yang disajikan oleh penulis resensi secara metaanalisis, yaitu mengaji landasan filosofi yang dijadikan dasar penulisan, misalnya landasan idealisme, paradigma pembaca yang hendak dikembangkan melalui karangannya, dan fokus pengembangan keterampilan pembaca
·         Kepentingan pembaca sehingga pembaca bisa terbantu mendapatkan informasi buku yang diperlukan
·         Pengarang dan pembaca bisa terjembatani dengan hadirnya sebuah resensi
·         Materi karangan disajikan untuk menunjukkan bahwa materi tersebut tepat bagi segmen pembaca yang menjadi targetnya

2. Nilai ekonomis
Mendapatkan uang atau imbalan serta buku-buku yang diresensikan secara gratis dari penerbit buku apabila resensinya dimuat di koran atau majalah.

3. Sarana promosi buku
Buku yang diresensikan adalah buku baru yang belum pernah diresensi. Dengan demikian, resensi merupakan media untuk mempromosikan buku baru tersebut.

4. Pengembangan Kreativitas
Semakin sering menulis, maka semakin terasah kebiasaan menulis untuk setiap individu. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan kreativitas menulis.

Syarat Penyusunan Resensi
Ada beberapa syarat  menyusun resensi antara lain:
  1. Ada data atau identitas buku, meliputi nama pengarang, penerbit, tahun terbit dan tebal buku.
  2. Pendahuluannya berisi perbandingan dengan karya sebelumnya, biografi pengarang, atau hal yang berhubungan dengan tema atau isi.
  3. Terdapat ulasan singkat terhadap buku tersebut.
  4. Harus bermanfaat dan kepada siapa manfaat itu ditujukan.

Tujuan Resensi
Meresensi suatu buku mempunyai tujuan nya yaitu sebagai berikut:
  • Agar bisa memberikan sebuah pemahaman dan informasi secara komprehensif kepada suatu masyarakat atau sih pembaca tentang isi buku yang diresensi nya.
  • Mengajak sih pembaca agar mendiskusikan dan memikirkan lebih jauh tentang apa masalah yang diangkat yang ada di dalam buku tersebut.
  • Agar memberikan suatu pertimbangan kepada sih pembaca tentang pantas atau tidaknya buku itu untuk dibaca atau diterbitkan.
  • Agar memberikan suatu jawaban mengenai sebuah pertanyaan-pertanyaan dari pembaca ketika buku baru diterbitkan.
  • Memberikan sugesti kepada pembaca, apakah sebuah buku atau film patut dibaca atau ditonton
  • Melukiskan dan memaparkan pendapatnya melalui sebuah pertimbangan atau penilaian
  • Memberikan kriteria-kriteria yang jelas dalam mengemukakan pendapatnya itu.

Unsur Resensi

Unsur-unsur dalam resensi meliputi :

1.    Judul resensi

Judul resensi yang menarik dan benar-benar  menjiwai seluruh  tulisan atau inti tulisan, tidak harus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah penulisan resensi selesai. Yang perlu di ingat, judul resensi harus selaras dengan keseluruhan isi resensi.

2.    Data/identitas buku

Data buku biasanya disusun sebagai berikut:
  1. Judul buku (jika buku itu termasuk buku hasil terjemahan, judul aslinya juga harus ditulis)
  2. Pengarang (jika ada, tulis juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera dalam buku)
  3. Penerbit
  4. Tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa)
  5. Tebal buku (berapa halaman)
  6. Harga buku (jika diperlukan)

3.    Pembukaan (lead)

Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini.
  1. Memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi apa yang diperoleh.
  2. Membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun pengarang lain.
  3. Memaparkan kekhasan atau sosok pengarang.
  4. Memaparkan keunikan buku.
  5. Merumuskan tema buku.
  6. Mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku.
  7. Mengungkapkan kesan terhadap buku.
  8. Memperkenalkan penerbit.
  9. Tubuh atau isi pertanyaan resensi buku
 4.    Tubuh atau isi resensi
Isi resensi buku biasanya memuat hal-hal dibawah ini :
1.          Sinopsis atau isi buku secara benar dan kronolois.
2.          Ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya.
3.          Keunggulan buku.
4.          Kelemahan buku.
5.          Rumusan kerangka buku.
6.          Tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit).
7.          Kesalahan cetak (jika ada)

5.    Penutup resensi

  • Bagian penutup, biasanya berisi saran atau pertanyaan bahwa buku itu penting untuk siapa dan mengapa. Penutup juga berisi penilaian penulis resensi mengenai perlu tidaknya pembaca resensi membaca atau memiliki buku tersebut. Kalimat penutup ini lebih mempresentasikan rekomendasi untuk para pembaca, meskipun kadang-kadang tidak dinyatakan secara rinci.
                                                                                  (Dari berbagai sumber)