Selasa, 15 September 2020

Teks Eksplanasi (S.W. Rochmah _ SMANTID)

 

Teks Eksplanasi

 

1.      Pengertian

Teks eksplanasi merupakan sebuah karangan yang berisi penjelasan lengkap mengenai suatu objek/topik yang berhubungan dengan berbagai fenomena,baik fenomena alam maupun sosial yang benar-benar terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

 

2.      Tujuan

Tujuan teks  eksplanasi adalah:

  1. menjelaskan fenomena yang terjadi
  2. menjelaskan sebab-akibat suatu peristiwa
  3. memberikan informasi yang jelas kepada pembaca agar mudah memahami atau mengerti tentang suatu peristiwa yang terjadi,dengan begitu pembaca akan lebih mudah mengetahui latar belakang terjadinya suatu fenomena  secara jelas dan logis.

 

3.      Ciri Ciri Teks Eksplanasi

Ciri teks eksplanasi adalah:

  1. Strukturnya terdiri dari penyataan umum, urutan sebab akibat, dan interpretasi.
  2. Informasi yang dimuat berdasarkan fakta (faktual).
  3. Faktual tersebut memuat informasi yang bersifat ilmiah/keilmuan, contohnya sains.
  4. Sifatnya informatif dan tidak berusaha untuk mempengaruhi pembaca untuk percaya terhadap hal yang dibahas.
  5. Memiliki / menggunakan kata berurutan, seperti pertama, ke dua, ke tiga, dan sebagainya. Bisa juga menggunakan: pertama, berikutnya, terakhir.

 

4.      Struktur Teks Eksplanasi

Struktur teks eksplanasi sebagai berikut:

  1. Pernyataan umum: berisi pernyataan umum mengenai topik yang akan dijelaskan proses proses terjadinya/proses keberadaan berupa gambaran umum mengenai apa, mengapa fenomena atau kejadian tersebut terjadi.
  2. Urutan sebab akibat: berisi mengenai detail penjelasan proses terjadinya yang disajikan secara urut atau bertahap dari yang paling awal hingga yang paling akhir. Pernyataan umum adalah bagian yang menyampaikan topik permasalahan yang menjadi pembahasan.
  3. Interpretasi: berisi tentang kesimpulan mengenai topik yang telah dijelaskan. Oleh karena itu, bagian ini biasanya ditulis dengan lebih singkat.

 

1.      Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi

Di dalam teks eksplanasi biasanya mengandung ciri kaidah kebahasaan berikut:

  1. Fokus pada hal umum (generic), bukan partisipan manusia (nonhuman participants). Contoh: tsunami, banjir, gempa bumi, hujan, dan udara.
  2. Dimungkinkan menggunakan istilah ilmiah.
  3. Lebih banyak menggunakan verba material dan verba relasional.
  4. Menggunakan konjungsi waktu dan kausal. Contohnya penggunaan: sehingga, sebelum, pertama, jika, bila,  dan kemudian.
  5. Menggunakan kalimat pasif.
  6. Eksplanasi ditulis untuk membuat justifikasi bahwa sesuatu yang diterangkan secara kausal itu benar adanya.
  7. Merujuk pada jenis fenomena yang dijelaskan
  8. Kata ganti yang digunakan berupa kata benda dan bukan kata ganti orang
  9. Banyak terdapat kata kerja pasif (misal: terlihat,terbagi,terakhir,dll)
  10. Banyak menggunakan kata teknis atau perististilahan sesuai dengan topik yang di bahas.

 

2.      Manfaat Teks Eksplanasi  

  1. Membaca teks eksplanasi akan menambah ilmu bagi pembaca serta mewujudkan generasi muda yang cerdas secara intelektual.
  2. Menambah wawasan kepada pembaca tentang proses terjadinya suatu fenomena yang terjadi di lingkungan alam maupun di lingkungan sosial
  3. Menambah wawasan kepada para pembaca tentang hal-hal yang bersifat ilmiah.

 

 

(Dari berbagai sumber)

Minggu, 06 September 2020

Peribahasa (S.W. Rochmah)

Peribahasa, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu (dalam peribahasa termasuk juga bidal, ungkapan, perumpamaan).

Peribahasa diartikan sebagai sebuah ungkapan yang terdiri dari beberapa kata dengan maksud untuk menyatakan keadaan seseorang. Terkadang, peribahasa juga digunakan untuk menyindir seseorang. Penggunaan peribahasa menjadikan pengungkapan maksud seseorang menjadi lebih sopan. Hal ini karena susunan kata peribahasa adalah kata-kata yang tersusun secara indah dan teratur. Dalam masyarakat, peribahasa diturunkan turun temurun.

Terdapat beberapa jenis peribahasa dalam Bahasa Indonesia.

Peribahasa dibagi menjadi:

1.      pepatah,

2.      ungkapan,

3.      bidal/pameo,

4.      perumpamaan,

5.      tamsil/ibarat,

6.      dan semboyan.

 

1.    Pepatah

Pepatah merupakan salah satu jenis peribahasa yang berisikan nasihat. Nasihat atau ajaran dalam pepatah biasanya berasal dari orang-orang terdahulu.

Contoh:

No.

Pepatah

Makna

1.

Sehari selembar benang, lama-lama jadi kain

Bekerja dan berusaha sedikit demi sedikit, maka dari waktu ke waktu pasti berhasil juga

2.

Air tenang menghanyutkan

Orang pendiam yang ternyata berilmu banyak

3.

Bagai bumi dan langit

Dua hal yang sangat berbeda

4.

Berjalan pelihara kaki, berkata pelihara lidah

Harus selalu berhati-hati dalam melakukan setiap perbuatan

5.

Di mana ada kemauan, di situ ada jalan

Akan selalu ada jalan bagi orang yang mau berusaha sungguh-sungguh untuk mencapai cita-cita

 

2.    Ungkapan

Ungkapan sering juga disebut dengan idiom. Ciri khas dari ungkapan adalah makna konotasi dari unsur kata-kata pembentuknya. Dengan kata lain, ungkapan merupakan gabungan kata yang mempunyai makna yang bukan sebenarnya. Ungkapan seringkali digunakan untuk menyampaikan maksud kepada seseorang, dapat berupa sindiran, pujian, atau istilah pengganti agar terdengar lebih sopan. Contoh:

No.

Ungkapan

Kalimat

1.

lintah darat = rentenir

Meminjam uang kepada lintah darat justru menambah masalah, bukannya menghilangkan masalah.

2.

kecil hati = minder

Rani dikenal oleh teman-temannya sebagai seorang anak yang kecil hati.

3.

tikus kantor = koruptor

Dari tahun ke tahun, KPK semakin berhasil menjerat para tikus kantor.

4.

otak encer = pandai

Si otak encer selalu saja dikelilingi oleh teman-temannya untuk dimintai bantuan.

5.

tulang berbalut kulit = kurus

Penyakit kanker lambat laun membuat badannya hanya tinggal tulang berbalut kulit.

 

3.    Bidal/Pameo

Bidal sebenarnya termasuk dalam jenis puisi lama. Akan tetapi karena bentuknya adalah peribahasa maka dapat juga dikategorikan dalam salah satu jenis peribahasa. Perbedaan bidal dengan jenis peribahasa lainnya adalah adanya rima dan irama, hal ini tidak terlepas bidal sebagai salah satu jenis puisi. Secara khusus, bidal yang berupa pameo identik dengan ucapannya yang diulang-ulang dan sering digunakan sebagai semboyan atau pembangkit semangat. Contoh:

1.      Ada budi ada talas. Ada budi ada balas.

2.      Ikan sepat ikan gabus. Makin cepat makin bagus.

3.      Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.

4.      Sekali merdeka, tetap merdeka.

 

4.    Perumpamaan

Jenis peribahasa selanjutnya adalah peribahasa perumpamaan. Peribahasa perumpamaan adalah sebuah kalimat yang mengungkapkan suatu kondisi tertentu. Ciri khas dari peribahasa perumpamaan adalah penggunaan kata seperti, bak, bagai, bagaikan.

Contoh:

1.      Bagai air di atas daun talas. (makna: orang yang tidak mempunyai pendirian, atau bingung.)

2.      Menepuk air di dulang terpercik muka sendiri. (makna: orang yang tidak menjaga rahasia keluarga sendiri akan mendapat malu sendiri)

3.      Sambil menyelam minum air. (makna: orang yang mengerjakan lebih dari satu pekerjaan dalam satu waktu)

4.      Menggantang asap mengukir langit. (makna: pekerjaan yang tiada guna)

5.      Buah manis berulat di dalamnya. (makna: kata-kata manis akan tetapi jahat hatinya)

 

5.    Tamsil/Ibarat

Tamsil/ibarat adalah jenis peribahasa yang ditujukan untuk menunjukkan perbandingan tentang suatu hal.

Contoh:

1.      Ibarat bunga, segar dipakai layu dibuang. (makna: seseorang ketika masih sehat disayang, ketika sakit ditinggalkan)

2.      Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi. (makna: orang yang bertambah usianya, kelakuannya makin seperti anak muda)

3.      Sakit sama mengaduh, luka sama mengeluh. (makna: sepaham dalam setiap keadaan)

4.      Menang jadi arang, kalah jadi abu. (makna: kondisi menang atau kalah sama-sama menderita)

5.      Ada uang abang disayang, tak ada uang abang melayang. (makna: hanya mau di saat senang dan tidak mau di saat susah)

6.      Jauh di mata dekat di hati. (makna: tetap merasa berdekatan walaupun berjauhan)

7.      Malang tidak dapat ditolak, mujur tidak dapat diraih. (makna: manusia tidak dapat menentukan apa yang akan terjadi)

8.      Karena nila setitik, rusak susu sebelanga. (makna: karena kesalahan kecil, semua kebaikan yang telah dilakukan hilang)

9.      Tong penuh tidak berguncang, tong setengah berguncang. (makna: orang berilmu akan menjaga omongan, sedangkan orang bodoh banyak omong)

10.   Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tidak jadi. (makna: hendaknya menuntut ilmu dengan sepenuh hati agar mendapat hasil yang baik)

 

6.    Semboyan

Semboyan digunakan untuk pedoman, baik oleh individu atau kelompok tertentu. Contoh:

1.      Rajin pangkal pandai.

2.      Hemat pangkal kaya

3.      Kebersihan sebagian dari iman

4.      Tiada kata terlambat untuk belajar.

5.      Habis gelap terbitlah terang.

 


Kalimat Langsung dan Tidak Langsung (S.W. Rochmah_SMANTID)

Kalimat Langsung dan Tidak Langsung

A. Pengertian kalimat langsung

Kalimat langsung merupakan kutipan asli (yang berupa kalimat) dari perkataan seseorang tanpa melalui perantara. Oleh karena asli, maka perkataannya akan sama persis tanpa adanya perubahan sedikit pun.

Pengertian Kalimat langsung adalah kalimat yang menirukan ucapan atau ujaran orang lain. Kalimat hasil kutipan pembicaraan seseorang persis seperti apa yang dikatakannya. Bagian ujaran/ucapan diberi tanda petik (“…” ) dapat berupa kalimat perintah, berita, atau kalimat tanya.

Ciri ciri kalimat langsung

Bertanda kutip dalam bahasa tertulis.

1.     Intonasi: bagian kutipan bernada lebih tinggi dari bagian lainnya.

2.    Berkemungkinan susunan:

o  pengiring/kutipan

o  kutipan/pengiring

o  kutipan/pengiring/kutipan

3.    Huruf pertama pada petikan langsung ditulis dengan menggunakan huruf kapital.

4.    Bagian kutipan ada yang berupa kalimat tanya, kalimat berita, atau kalimat perintah.

5.    Bagian pengiring dan bagian petikan langsung dipisah dengan tanda baca koma (,).

6.    Jika di dalam petikan langsung menggunakan kata sapaan, maka sebelum kata sapaan diberi tanda baca koma (,) dan huruf pertama kata sapaan menggunakan huruf kapital.

7.    Kalimat langsung yang berupa dialog berurutan, wajib menggunakan tanda baca titik dua (:) di depan kalimat langsung.

Contoh kalimat langsung

Berikut beberapa contoh kalimat langsung:

1.     Robi berkata, “Panas sekali cuaca hari ini.”

2.    “Tolong ambilkan obat!” kata Ibu kepada Rani.

3.    Kamu harus isitirahat yang cukup dan jangan dulu keluar rumah selama beberapa hari,” kata dokter kepadaku.

4.    Bu Guru bertanya, “Di antara kalian, siapa yang bercita-cita ingin menjadi astronot?”

5.    Desmon berkata, ”Ani nanti pulangnya saya antar!”

6.    ” Kapan bukuku kamu kembalikan?“ tanya Samid.

7.    ” Belikan saya mobil baru!“ pinta Tria.

8.    ” Saya akan datang nanti malam,“ kata Hamid.

9.    Dani berkata, ” Coba kamu bantu saya menyelesaikan tugas ini!”

10.  Paman berkata, ” Pulanglah kalian secepatnya karena sebentar lagi hujan turun.”

11.  Ketua kelas berkata, ” Terima kasih atas sambutan kalian kepada kami pada acara kunjungan kami.”

12.  Kata Webby, ” Saya nanti sore akan ke rumahmu.”

Perubahan Kata Ganti Kalimat Langsung ke Tak Langsung

Dalam perubahan bentuk ini perhatikan perubahan kata gantinya:

Kata Ganti Kalimat Langsung —> Kata Ganti Kalimat Tak Langsung

·        Saya —> Dia

·        Kamu —> Saya

·        Kalian —> Kami

·        Kami —> Mereka

·        Kita —> Kami

 

2. Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang melaporkan ucapan atau ujaran orang lain. Bagian kutipan dalam kalimat tak langsung semuanya berbentuk kalimat berita

Ciri- ciri kalimat tidak langsung:

1.    Tidak bertanda petik.

2.   Intonasi mendatar dan menurun pada akhir kalimat.

3.   Pelaku yang dinyatakan pada isi kalimat langsung mengalami perubahan, yakni:

o    kata ganti orang ke-1 menjadi orang ke-3.

o    kata ganti orang ke-2 menjadi orang ke-1.

o    kata ganti orang ke-2 jamak atau kita menjadi kami atau mereka, sesuai dengan isinya.

4.   Berkata tugas: bahwa, agar, sebab, untuk, supaya, tentang, dan sebagainya.

5.   Bagian kutipan semuanya berbentuk kalimat berita.

Contoh kalimat tidak langsung

1.     Robi mengatakan bahwa cuaca hari ini panas sekali.

2.    Ibu mengatakan kepada Rani untuk mengambilkan obat.

3.    Dokter berkata kepadaku bahwa aku harus istirahat yang cukup dan tidak keluar rumah selama beberapa hari.

4.    Bu Guru menanyakan kepada kami adakah di antara kami yang bercita-cita menjadi astronot.

5.    Desmon mengatakan bahwa dia nanti akan mengantarkan Ani kalau pulang.

6.    Hamid menanyakan tentang kapan bukunya saya kembalikan.

7.    Tria meminta agar dia dibelikan mobil baru.

8.    Hamid berkata bahwa dia akan datang nanti malam.

9.    Dani mengatakan supaya saya membatu dia menyelesaikan tugas.

10.  Paman mengatakan bahwa kita harus pulang secepatnya karena sebentar lagi hujan turun.

11.  Ketua kelas mengatakan terima kasih atas sambutan kami kepada mereka pada acara kunjungan mereka.

12.  Webby mengatakan bahwa dia akan datang ke rumahku nanti sore.

 

(Sumber:  wikibooks)