Aku menaruh namamu
pada setiap lipatan napasku,
seperti embun yang disembunyikan pagi
agar matahari tak cemburu
pada cinta yang tumbuh tanpa syarat
Mimpiku kugulung rapat, kulangitkan pada-Nya
kutanam diam-diam di dadaku
agar kakimu tumbuh kuat dan angin tak mudah menjatuhkanmu
saat menapak hari yang belum ramah padamu
Namamu kusematkan pelan
di sela doa-doa yang kupanjatkan
kutitipkan pada-Nya
seperti menitipkan cahaya pada semesta raya
agar tetap menyala di jalan nan panjang
Kelak, saat suaraku tinggal gema
di rimbun ingatan
ingatlah, kasih ibu tak pernah usai
ia hanya berganti rupa menjadi hujan restu
yang jatuh pelan, setia, dan abadi
Aku adalah teduh
tempat kau mengadu tanpa takut
sebab di dadaku, segala luka belajar sembuh
(Magelang, 22 Desember 2025)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar