Rabu, 13 Oktober 2021

Hikayat (S.W. Rochmah_SMANTID)

Hikayat merupakan salah satu jenis cerita rakyat yang diwariskan secara turun-temurun dan berisi tentang kisah, cerita, dan dongeng. Hikayat merupakan cerita Melayu klasik yang menonjolkan unsur penceritaan berciri kemustahilan dan kesaktian tokoh-tokohnya. 

 

Ciri-ciri/karakteristik hikayat antara lain sbb.

1. Bersifat anonim, yaitu tidak diketahui secara jelas nama pencerita atau pengarangnya. Hal tersebut disebabkan cerita disampaikan secara lisan. 

 2. Mengandung hal-hal yang bersifat mustahil, yaitu hal yang tidak logis atau tidak bisa dinalar. 

 3. Menceritakan kesaktian tokoh-tokohnya. Selain kemustahilan, sering kita temukan kesaktian para tokoh dalam hikayat. 

4. Bersifat istanasentris, yaitu bertema dan berlatar kerajaan. 

5. Menggunakan banyak kata arkais/klise, seperti penggunaan kata syahdan, hatta, maka, alkisah, dan sebagainya. 

Contohnya sebagai berikut. 

a. Alkisah maka tersebutlah perkataan Batara Guru menitahkan Begawan Batara Narada dan Batara Indera. 

b. Syahdan maka Maharaja Darma Wangsa dan Arjuna membawa Begawan Batara Narada dan Batara Indera itu mendapatkan mayat Raden Samba Prawira diiringkan oleh segala raja-raja sekalian. 

 6. Menggunakan alur berbingkai/cerita berbingkai. Cerita berbingkai adalah di dalam cerita ada cerita lain.  

 

Nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam hikayat sebagai berikut. 

 1. Nilai religius (agama) yaitu nilai yang berkaitan dengan keyakinan seseorang. 

Misalnya berserah diri kepada Tuhan setelah berusaha dan memohon kepada Tuhan dengan berdoa dan bersedekah agar dimudahkan urusannya. 

2. Nilai moral yaitu nilai yang berkaitan dengan sikap baik dan buruk. Misalnya bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu, dan menghormati pilihan hidup orang lain. 

 3. Nilai sosial yaitu nilai yang berkaitan dengan interaksi bersama orang lain. Misalnya membantu orang yang kesusahan dan tidak membedakan status seseorang. 

4. Nilai budaya yaitu nilai yang berkaitan dengan kebiasaan masyarakat. Misalnya mencari jodoh anak raja dengan sayembara, dan penentuan raja berdasarkan keturunan. 

5. Nilai pendidikan (edukasi). Misalnya kewajiban belajar ilmu agama sejak kecil. 

 (Dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar: