Jumat, 12 Desember 2008

PINK

Pink


Pink. Dan selalu pink.

Bukan karena Valentin.
Aku tak pernah merayakan valentine.
Entah sengaja atau tidak sengaja,
setiap aku memilih warna selalu tertuju pada warna pink.
Belasan bajuku berwarna pink. Dompet, tas, sandal berwarna pink.
Perabot rumah tangga, taplak meja, gorden, sprei, semua pink.
Tembok, kamar mandi, dapur, teras juga pink.
Sssssssttttt, bahkan pakaian dalam
pun berwarna pink.

Lama-lama suami dan anak-anakku bilang.”Kayak nggak ada warnalain aja! Di mana-mana warna pink!” kata mereka. Iya juga sih! Isi rumahku
serba pink. Ternyata warna lain juga bagus. Hijau dan biru
juga bagus. Lalu mulailah pink dan hijau mewarnai
rumahku. Lebih berwarna.Ada variasi.
Namun pink tetap jadi
yang utama.

Grup band Ungu,
aku suka banget. Tapi warna ungu
merupakan pilihan terakhir, artinya kalau tidak ada
warna lain, adanya cuma ungu, misalnya seragam, baru kupilih.
Pokoknya warna palingtidak favorit deh! Kupikir pink dan ungu merupakan warna yang berdekatan. Satu kusuka dan satunya tak kusuka. Seperti
halnya hidup ini sesuatu yang disuka dan tak disuka sangat
berdekatan. Seperti kata Y.B. Mangun Wijaya itu lo!
Tetapi aku juga wajib bertoleransi.
Ketika beberapa sisi
Tembok rumahku dicat ungu, aku oke saja.
Biar rumahku kaya warna.
Dan yang penting kami berlima
nyaman di rumah. Home sweet home, gitu.
Yah.... meski rumah kami sangat sederhana, di kampung Kebonagung Wetan,
Jogomulyo, Tempuran, Magelang, (he, he,he… ndeso banget ya?)
belum berpagar, dekat kebun, yang penting kami selalu
merindukandan selalu merindukan. Berada
di rumah bersama keluarga,
ooooooo sunguh
nyaman.
Duduk di teras samping rumah sambil
mendengarkan nyanyian burung yang hinggap
di pepohonan di sekitar rumah.

Warna, sarat makna.
Setiap orang memiliki warna favorit. Apakah warna favorit Anda?


Tidak ada komentar: