Minggu, 22 November 2020
Ciri Cerpen (S.W. Rochmah_SMANTID)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cerpen adalah sastra kisahan pendek atau kurang dari 10 ribu kata yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi atau pada suatu ketika.
Minggu, 11 Oktober 2020
Teks Editorial (S.W.Rochmah_SMANTID)
Teks Editorial
Pengertian Teks Editorial
Menurut KBBI, editorial memiliki dua arti. Pertama, editorial memiliki
arti mengenai atau berhubungan dengan editor atau pengeditan. Kedua, editorial
berarti artikel dalam surat kabar atau majalah yang mengungkapkan pendirian
editor atau pimpinan surat kabar (majalah) tersebut mengenai beberapa pokok
masalah; tajuk rencana.
Teks
editorial adalah sebuah artikel dalam surat kabar yang merupakan pendapat atau
pandangan redaksi terhadap suatu peristiwa yang aktual atau sedang menjadi
perbincangan hangat pada saat surat kabar itu diterbitkan. Isu atau masalah
aktual itu dapat berupa masalah politik, sosial, maupun masalah ekonomi yang
berkaitan dengan politik. Contoh isu yang diangkat misalnya tentang kenaikan
bbm, reshuffle kabinet, kebijakan impor dll. Teks editorial biasanya akan
muncul secara rutin di koran atau majalah.
Teks
editorial merupakan opini atau pendapat yang ditulis oleh
redaksi sebuah media terhadap isu aktual di masyarakat. Opini yang diulis oleh
redaksi tersebut dianggap sebagai pandangan resmi suatu penerbit atau media
terhadap suatu isu aktual.
Meskipun teks editorial adalah
opini atau pendapat, namun dalam penulisannya tidak bisa sembarangan. Penulisan
pendapat atau opini harus dilengkapi dengan fakta, bukti dan argumentasi yang
logis.
Tujuan Teks Editorial
Tujuan utama teks editorial:
- Teks
editorial bertujuan mengajak pembaca untuk ikut berpikir tentang isu
aktual yang sedang hangat dibicarakan atau sedang terjadi di kehidupan
sekitar.
- Teks
editorial bertujuan untuk memberikan opini atau pandangan redaksi kepada
pembaca terhadap isu yang sedang berkembang.
Manfaat Teks Editorial
- Memberikan informasi kepada
pembaca
- Bermanfaat untuk merangsang
pemikiran pembaca
- Teks editorial terkadang
mampu menggerakkan pembaca untuk bertindak.
Fungsi Teks Editorial
Teks editorial memiliki beberapa
fungsi diantaranya, sebagai berikut:
- Fungsi tajuk rencana umumnya
menjelaskan berita dan akibatnya pada masyarakat.
- Memberi latar belakang dari
kaitan berita tersebut dengan kenyataan sosial dan faktor yang
mempengaruhi dengan lebih menyeluruh.
- Terkadang ada analisis
kondisi yang berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan
yang bisa terjadi.
- Meneruskan penilaian moral
mengenai berita tersebut.
Struktur Teks Editorial
Terdapat 3 struktur yang
menyusun teks editorial/opini, yaitu:
- Pernyataan pendapat (tesis),
bagian yang berisi sudut pandang penulis tentang masalah yang dibahas,
biasanya berisi sebuah teori yang akan diperkuat oleh argumen.
- Argumentasi, merupakan
alasan atau bukti yang digunakan guna memperkuat pernyataan dalam tesis.
Argumentasi yang diberikan dapat berupa pertanyaan umum/data hasil
penelitian, pernyataan para ahli, maupun fakta-fakta berdasarkan referensi
yang bisa dipercaya.
- Pernyataan/Penegasan ulang
pendapat (Reiteration), merupakan bagian yang berisi penegasan ulang
pendapat yang didukung oleh fakta di bagian argumentasi guna
memperkuat/menegaskan. Penegasan ulang berada di bagian akhir teks.
- Dalam teks editorial terdapat
pendirian redaksi terhadap masalah yang aktual di berbagai bidang, seperti
bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya, dan pandangan redaksi yang
berkaitan dengan nilai moral.
- Di dalam teks editorial tidak
dicantumkan nama penulisnya. Hal itu dikarenakan, editorial merupakan
pandangan redaksi bukan pandangan penulis secara individu terhadap isu-isu
yang diangkatnya. Atas hal itu, dalam teks editorial tidak ada kata “saya”
sebagai kata ganti orang pertama untuk penulisnya.
- Isi dari teks editorial berupa
analisis, persepsi, dan konklusi dari redaksi terhadap permasalahan yang
sedang terjadi, pentingnya masalah, opini redaksi terhadap masalah, kritik
dan saran atas permasalahan, dan harapan redaksi atas peran serta pembaca.
- Ada bagian yang menguraikan fakta dan
ada pula bagian yang merupakan opini. Baik fakta dan opini di dalam teks
redaksional disusun secara sistematis, logis, dan menarik serta bertujuan
membentuk opini publik.
- Opini yang ditulis dalam teks
editorial diasumsikan mewakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan
sikap resmi media yang bersangkutan.
- Terkadang, dalam teks editorial atau
tajuk rencana terdapat ramalan atau prediksi atau analisis kondisi yang
berfungsi mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan-kemungkinan yang dapat
terjadi serta meneruskan penilaian moral mengenai berita tersebut.
- Fokus pada hal umum “generic” bukan
partisipan manusia (nonhuman participants) misalnya gempa bumi, banjir,
hujan dan udara.
- Dimungkinkan menggunakan istilah
ilmiah.
- Lebih banyak menggunakan kata kerja
material dan relasional “kata kerja aktif”.
- Menggunakan konjungsi waktu dan
kausul misalnya jika, bila, sehingga, sebelum, pertama dan kemudian.
- Menggunakan kalimat pasif.
- Eksplanasi ditulis untuk membuat
justifikasi bahwa sesuatu yang diterangkan secara kausal itu benar adanya.
Kaidah kebahasaan yang digunakan
dalam tek editorial tidak berbeda jauh dengan teks prosedur kompleks yaitu
menggunakan verba material.
- Adverbia, bertujuan agar
pembaca meyakini teks yang dibahas dengan menggunakan kata keterangan
seperti selalu, sering, biasanya, kadang-kadang, jarang dan lain
sebagainya.
- Konjungsi yaitu kata
penghubung pada teks, seperti bahkan dan lain sebagainya.
- Verba material yaitu verba
yang menunjukan perbuatan fisik atau peristiwa.
- Verba relasional yaitu verba
yang menunjukan hubungan intensitas.
- Verba mental yaitu verba misalnya
khawatir, mengerti, memahami.
Jenis jenis Teks Editorial
- Interpretaive editorial,
editorial ini bertujuan untuk menjelaskan isu dengan menyajikan fakta dan
figur untuk memberikan pengetahuan.
- Controversial editorial, editorial
bertujuan untuk meyakinkan pembaca pada keinginan atau menumbuhkan
kepercayaan pembaca terhadap suatu isu. Dalam editorial ini biasanya
pendapat yang berlawanan akan digambarkan lebih buruk.
- Explantory editorial,
editorial ini menyajikan masalah atau suatu isu agar dinilai oleh pembaca.
Biasanya teks editorial ini bertujuan untuk mengeidentifikasi suatu
masalah dan membuka mata masayarakat untuk memperhatikan suatu isu.
(Dari berbagai sumber)
Selasa, 15 September 2020
Teks Eksplanasi (S.W. Rochmah _ SMANTID)
Teks Eksplanasi
1. Pengertian
Teks eksplanasi merupakan sebuah karangan yang berisi penjelasan lengkap mengenai suatu objek/topik yang berhubungan dengan berbagai fenomena,baik fenomena alam maupun sosial yang benar-benar terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan
Tujuan teks eksplanasi adalah:
- menjelaskan fenomena yang terjadi
- menjelaskan sebab-akibat suatu peristiwa
- memberikan informasi yang jelas kepada pembaca agar mudah memahami atau mengerti tentang suatu peristiwa yang terjadi,dengan begitu pembaca akan lebih mudah mengetahui latar belakang terjadinya suatu fenomena secara jelas dan logis.
3. Ciri Ciri Teks Eksplanasi
Ciri teks eksplanasi adalah:
- Strukturnya terdiri dari penyataan umum, urutan sebab akibat, dan interpretasi.
- Informasi yang dimuat berdasarkan fakta (faktual).
- Faktual tersebut memuat informasi yang bersifat ilmiah/keilmuan, contohnya sains.
- Sifatnya informatif dan tidak berusaha untuk mempengaruhi pembaca untuk percaya terhadap hal yang dibahas.
- Memiliki / menggunakan kata berurutan, seperti pertama, ke dua, ke tiga, dan sebagainya. Bisa juga menggunakan: pertama, berikutnya, terakhir.
4. Struktur Teks Eksplanasi
Struktur teks eksplanasi sebagai berikut:
- Pernyataan umum: berisi pernyataan umum mengenai topik yang akan dijelaskan proses proses terjadinya/proses keberadaan berupa gambaran umum mengenai apa, mengapa fenomena atau kejadian tersebut terjadi.
- Urutan sebab akibat: berisi mengenai detail penjelasan proses terjadinya yang disajikan secara urut atau bertahap dari yang paling awal hingga yang paling akhir. Pernyataan umum adalah bagian yang menyampaikan topik permasalahan yang menjadi pembahasan.
- Interpretasi: berisi tentang kesimpulan mengenai topik yang telah dijelaskan. Oleh karena itu, bagian ini biasanya ditulis dengan lebih singkat.
1. Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi
Di dalam teks eksplanasi biasanya mengandung ciri kaidah kebahasaan berikut:
- Fokus pada hal umum (generic), bukan partisipan manusia (nonhuman participants). Contoh: tsunami, banjir, gempa bumi, hujan, dan udara.
- Dimungkinkan menggunakan istilah ilmiah.
- Lebih banyak menggunakan verba material dan verba relasional.
- Menggunakan konjungsi waktu dan kausal. Contohnya penggunaan: sehingga, sebelum, pertama, jika, bila, dan kemudian.
- Menggunakan kalimat pasif.
- Eksplanasi ditulis untuk membuat justifikasi bahwa sesuatu yang diterangkan secara kausal itu benar adanya.
- Merujuk pada jenis fenomena yang dijelaskan
- Kata ganti yang digunakan berupa kata benda dan bukan kata ganti orang
- Banyak terdapat kata kerja pasif (misal: terlihat,terbagi,terakhir,dll)
- Banyak menggunakan kata teknis atau perististilahan sesuai dengan topik yang di bahas.
2. Manfaat Teks Eksplanasi
M
- Membaca teks eksplanasi akan menambah ilmu bagi pembaca serta mewujudkan generasi muda yang cerdas secara intelektual.
- Menambah wawasan kepada pembaca tentang proses terjadinya suatu fenomena yang terjadi di lingkungan alam maupun di lingkungan sosial
- Menambah wawasan kepada para pembaca tentang hal-hal yang bersifat ilmiah.
(Dari berbagai sumber)
Minggu, 06 September 2020
Peribahasa (S.W. Rochmah)
Peribahasa, menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap
susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu (dalam peribahasa termasuk juga
bidal, ungkapan, perumpamaan).
Peribahasa diartikan sebagai
sebuah ungkapan yang terdiri dari beberapa kata dengan maksud untuk menyatakan
keadaan seseorang. Terkadang, peribahasa juga digunakan untuk menyindir
seseorang. Penggunaan peribahasa menjadikan pengungkapan maksud seseorang menjadi
lebih sopan. Hal ini karena susunan kata peribahasa adalah kata-kata yang
tersusun secara indah dan teratur. Dalam masyarakat, peribahasa diturunkan
turun temurun.
Terdapat beberapa jenis
peribahasa dalam Bahasa Indonesia.
Peribahasa dibagi menjadi:
1. pepatah,
2. ungkapan,
3. bidal/pameo,
4. perumpamaan,
5. tamsil/ibarat,
6. dan semboyan.
1. Pepatah
Pepatah merupakan salah satu
jenis peribahasa yang berisikan nasihat. Nasihat atau ajaran dalam pepatah
biasanya berasal dari orang-orang terdahulu.
Contoh:
No. |
Pepatah |
Makna |
1. |
Sehari selembar benang,
lama-lama jadi kain |
Bekerja dan berusaha sedikit
demi sedikit, maka dari waktu ke waktu pasti berhasil juga |
2. |
Air tenang menghanyutkan |
Orang pendiam yang ternyata
berilmu banyak |
3. |
Bagai bumi dan langit |
Dua hal yang sangat berbeda |
4. |
Berjalan pelihara kaki, berkata
pelihara lidah |
Harus selalu berhati-hati dalam
melakukan setiap perbuatan |
5. |
Di mana ada kemauan, di situ
ada jalan |
Akan selalu ada jalan bagi
orang yang mau berusaha sungguh-sungguh untuk mencapai cita-cita |
2. Ungkapan
Ungkapan sering juga disebut
dengan idiom. Ciri khas dari ungkapan adalah makna konotasi dari unsur
kata-kata pembentuknya. Dengan kata lain, ungkapan merupakan gabungan kata yang
mempunyai makna yang bukan sebenarnya. Ungkapan seringkali digunakan untuk menyampaikan
maksud kepada seseorang, dapat berupa sindiran, pujian, atau istilah pengganti
agar terdengar lebih sopan. Contoh:
No. |
Ungkapan |
Kalimat |
1. |
lintah darat = rentenir |
Meminjam uang kepada lintah
darat justru menambah masalah, bukannya menghilangkan masalah. |
2. |
kecil hati = minder |
Rani dikenal oleh
teman-temannya sebagai seorang anak yang kecil hati. |
3. |
tikus kantor = koruptor |
Dari tahun ke tahun, KPK semakin
berhasil menjerat para tikus kantor. |
4. |
otak encer = pandai |
Si otak encer selalu saja
dikelilingi oleh teman-temannya untuk dimintai bantuan. |
5. |
tulang berbalut kulit = kurus |
Penyakit kanker lambat laun
membuat badannya hanya tinggal tulang berbalut kulit. |
3. Bidal/Pameo
Bidal sebenarnya termasuk dalam
jenis puisi lama. Akan
tetapi karena bentuknya adalah peribahasa maka dapat juga dikategorikan dalam
salah satu jenis peribahasa. Perbedaan bidal dengan jenis peribahasa lainnya
adalah adanya rima dan irama, hal ini tidak terlepas bidal sebagai salah satu
jenis puisi. Secara khusus, bidal yang berupa pameo identik dengan ucapannya
yang diulang-ulang dan sering digunakan sebagai semboyan atau pembangkit
semangat. Contoh:
1.
Ada budi ada talas.
Ada budi ada balas.
2.
Ikan sepat ikan
gabus. Makin cepat makin bagus.
3.
Bersatu kita teguh,
bercerai kita runtuh.
4.
Sekali merdeka, tetap
merdeka.
4. Perumpamaan
Jenis peribahasa selanjutnya
adalah peribahasa perumpamaan. Peribahasa perumpamaan adalah sebuah kalimat yang
mengungkapkan suatu kondisi tertentu. Ciri khas dari peribahasa perumpamaan
adalah penggunaan kata seperti, bak, bagai, bagaikan.
1.
Bagai air di atas
daun talas. (makna: orang yang tidak mempunyai pendirian, atau bingung.)
2.
Menepuk air di dulang
terpercik muka sendiri. (makna: orang yang tidak menjaga rahasia keluarga
sendiri akan mendapat malu sendiri)
3.
Sambil menyelam minum
air. (makna: orang yang mengerjakan lebih dari satu pekerjaan dalam satu waktu)
4.
Menggantang asap
mengukir langit. (makna: pekerjaan yang tiada guna)
5.
Buah manis berulat di
dalamnya. (makna: kata-kata manis akan tetapi jahat hatinya)
5. Tamsil/Ibarat
Tamsil/ibarat adalah jenis
peribahasa yang ditujukan untuk menunjukkan perbandingan tentang suatu hal.
Contoh:
1.
Ibarat bunga, segar
dipakai layu dibuang. (makna: seseorang ketika masih sehat disayang, ketika
sakit ditinggalkan)
2.
Tua-tua keladi, makin
tua makin menjadi. (makna: orang yang bertambah usianya, kelakuannya makin
seperti anak muda)
3.
Sakit sama mengaduh,
luka sama mengeluh. (makna: sepaham dalam setiap keadaan)
4.
Menang jadi arang,
kalah jadi abu. (makna: kondisi menang atau kalah sama-sama menderita)
5.
Ada uang abang
disayang, tak ada uang abang melayang. (makna: hanya mau di saat senang dan
tidak mau di saat susah)
6.
Jauh di mata dekat di
hati. (makna: tetap merasa berdekatan walaupun berjauhan)
7.
Malang tidak dapat
ditolak, mujur tidak dapat diraih. (makna: manusia tidak dapat menentukan apa
yang akan terjadi)
8.
Karena nila setitik,
rusak susu sebelanga. (makna: karena kesalahan kecil, semua kebaikan yang telah
dilakukan hilang)
9.
Tong penuh tidak
berguncang, tong setengah berguncang. (makna: orang berilmu akan menjaga
omongan, sedangkan orang bodoh banyak omong)
10.
Berguru kepalang
ajar, bagai bunga kembang tidak jadi. (makna: hendaknya menuntut ilmu dengan
sepenuh hati agar mendapat hasil yang baik)
6. Semboyan
Semboyan digunakan untuk pedoman,
baik oleh individu atau kelompok tertentu. Contoh:
1.
Rajin pangkal pandai.
2.
Hemat pangkal kaya
3.
Kebersihan
sebagian dari iman
4.
Tiada kata terlambat
untuk belajar.
5.
Habis gelap terbitlah
terang.